Bengkulu (Antara) - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB)
Jambi menurunkan tim untuk melakukan studi teknis dan studi konservasi
terhadap Benda Cagar Budaya Benteng Marlborough di Kota Bengkulu,
Provinsi Bengkulu.
"Studi ini untuk mengetahui kondisi struktur bangunan benteng,
terutama bagian atap," kata Ketua Tim Studi Teknis dan Studi Konservasi
Benteng Marlborough Yanto Manurung, Selasa.
Ia mengatakan studi tersebut melibatkan ahli bangunan kolonial
Kriswandhono dan dibantu petugas Balai Pengujian Bangunan dari Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Bengkulu.
Studi dilakukan dengan mengambil sampel material bangunan dari atap bagian depan benteng.
Pengambilan sampel dengan pengeboran menggunakan peralatan dari
Dinas Pekerjaan Umum itu untuk menghindari intervensi yang lebih besar
bila dilakukan secara manual.
"Dari material yang dijadikan sampel akan diketahui karakter dan
komponen bangunan sehingga dalam upaya pelestarian tidak menggunakan
bahan yang justru merusak," katanya.
Ahli bangunan kolonial Kriswandhono mengatakan secara umum kondisi benteng peninggalan kolonial Inggris itu masih baik.
Namun beberapa bagian, kata dia, perlu mendapatkan rehab segera, terutama pada beberapa titik pada bagian atap benteng.
"Dari studi teknis dan studi konservasi ini akan diketahui permasalahan dan penanganannya," katanya.
Ia mengatakan karakter bangunan benteng kolonial Inggris dan
Belanda serta negara eropa lainnya pada umumnya sama, sebab fungsinya
sama yakni benteng pertahanan.
Benteng Marlborough dibangun pada 1713 oleh Inggris dan berdasarkan data BPCB Jambi sudah direhab bagian atapnya pada 1984.
"Ada penambahan lapisan atas benteng menggunakan semen dengan
kedalaman antara 1 hinga 1,5 centimeter," kata Ketua Pokja Pemeliharaan
BPCB Jambi, Sri Mulyati.
Ia mengatakan sampel yang diambil oleh tim akan diteliti di laboratorium di Balai Konservasi Borobudur, Jawa Tengah.
Secara fisik, kata Sri, ada keretakan pada beberapa bagian atap benteng dan mulai ditumbuhi jamur.
"Kami juga menyesalkan tindakan panitia Hari Pers Nasional yang
digelar Februari 2014 yang memplester bagian atap yang retak-retak,"
katanya.
Segala perlakuan terhadap bangunan bersejarah itu, kata dia, perlu
studi sebab kondisi dan struktur bangunan tidak sama dengan bangunan
masa kini. (Antara)
BPCB Jambi teliti bangunan Benteng Marlborough
Rabu, 16 April 2014 15:58 WIB 4619