Bengkulu, (Antara) - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu berupaya mengantisipasi peredaran uang palsu selama bulan Ramadhan 1435 Hijriah.
"Langkah antisipasi ini tidak hanya bulan puasa, namun seperti yang kita tahu, selama Ramadhan biasanya kebutuhan masyarakat meningkat, artinya perputaran uang di Bengkulu juga meningkat, apalagi mendekati hari raya Idul Fitri, salah satu yang paling rawan pada perputaran uang yang besar yakni uang palsu," kata Kepala Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, Azhar Achlusyani, di Bengkulu.
Menurut dia, langkah awal guna menekan peredaran uang palsu di tengah masyarakat yakni dengan meningkatkan intensitas sosialisasi terkait cara membedakan uang asli dan palsu.
"Uang palsu mudah diedarkan di daerah yang masyarakatnya kurang begitu paham tentang ciri-ciri uang asli," kata dia.
Masyarakat harus mengenal ciri fisik uang asli yang beredar, setidaknya dengan cara yang sederhana yakni ciri yang dapat dilihat mata.
"Untuk pencegahan oknum pelaku pengedar uang palsu, kami berkoordinasi dengan pihak Kepolisian Daerah Bengkulu, dengan memberikan data-data yang kami punya untuk dilakukan penyelidikan," katanya.
Menurut Azhar, secara kasatmata uang kartal asli dapat dibedakan dari tekstur cetakan uang yang lebih kasar dibandingkan dengan uang palsu.
"Jika kita raba, uang kartal asli terasa lebih timbul dan kasar, gradasi warna uang dari beberapa warna yang menyatu terlihat lembut dan halus, kalau yang palsu kontas sekali antarwarna satu dan lainnya, hal itu disebabkan karena mencetak menggunakan printer," ucapnya.
Selain itu, masyarakat juga bisa memastikan keaslian uang dengan melihat tanda logo BI putus-putus pada dua sisi mata uang.
"Kalau diterawang tanda BI ini akan terlihat utuh, bisa masyarakat lihat di bawah nominal uang," kata Azhar.
Tercatat, pada 2013, peredaran uang palsu di Bengkulu meningkat dibandingkan dengan kejadian yang sama pada tahun 2012.
"Pada 2013, upal nominal 100 ribu ditemukan sebanyak 118 lembar, nominal 50 ribu 35 lembar, sedangkan pada 2012 kita temukan masing-masing uang 17 lembar," kata dia.
Azhar mengatakan, pihaknya berharap masyarakat proaktif melaporkan kepada BI Perwakilan Bengkulu maupun yang berwajib jika menemukan uang palsu.
"Jangan takut untuk melaporkan, malah kita sangat berterimakasih sekali karena mendapatkan informasi dan data untuk ditindaklanjuti, tidak mungkin polisi mengatakan masyarakat mengedarkan upal ketika uang yang ditemukan cuma satu atau dua lembar," ujarnya.
***2***
BI Bengkulu antisipasi peredaran upal selama Ramadhan
Jumat, 27 Juni 2014 6:26 WIB 1142