Kaur, Bengkulu (Antara) - Petani di Desa Tanjungbaru dan Tanjungalam Kecamatan Kinal Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu membuat bendungan irigasi dari bambu untuk mengairi sawah mereka.
"Sudah berpuluh tahun kami membendung air secara tradisional menggunakan bambu sehingga sawah bisa ditanami," kata Ketua Kelompok Tani Irigasi Paluh Mpelam, Jusran di Kaur, Rabu.
Ia mengatakan pembuatan bendungan tradisional itu dilakukan secara gotong royong oleh 33 orang petani yang memiliki areal persawahan di daerah itu.
Setiap petani diwajibkan membawa 20 batang bambu sepanjang empat meter dan 150 batang rotan kecil untuk mengikat bambu yang menahan batu yang disusun sebagai beton manual.
"Kalau ada petani yang absen gotong royong maka harus membayar Rp50 ribu sebagai pengganti," tambah dia.