Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di
Jakarta menguat 40 poin menjadi Rp13.125 per dolar AS pada awal
perdagangan Rabu pagi.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan meski masih
terbatas, ruang penguatan rupiah mulai terbuka di tengah sentimen
pelemahan dolar AS menyusul proyeksi suku bunga Amerika Serikat belum
akan naik.
"Dolar AS melemah setelah data kepercayaan konsumen Amerika Serikat
diumumkan turun. Pengumuman itu semakin membuat harapan kenaikan suku
bunga acuan AS menjadi semakin mengecil," katanya.
Di dalam
negeri, ia menjelaskan, investor sedang menanti realisasi pelaksanaan
amnesti pajak dan pelaku pasar menunggu perombakan kabinet.
"Presiden Joko Widodo dikabarkan akan kembali merombak susunan
kabinetnya hari ini, kondisi itu berpeluang kembali mengangkat optimisme
pasar terhadap kinerja pemerintah ke depan," katanya.
Sementara Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza
Priyambada mengatakan penguatan nilai tukar rupiah diperkirakan terbatas
karena harga minyak mentah dunia cenderung masih menurun.
Harga minyak mentah WTI pagi ini turun 0,19 persen menjadi 42,84 dolar AS per barel, dan Brent
Crude turun 0,20 persen menjadi 44,78 dolar AS per barel.
"Pelemahan lanjutan harga minyak dunia membuat rupiah sebagai mata uang yang berbasis komoditas masih rentan," katanya.
Rupiah Menguat Menjadi Rp13.125 Per Dolar AS
Rabu, 27 Juli 2016 11:53 WIB 1148