Bengkulu (Antara) - Para petani karet di wilayah Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, menjual getah karet mingguan sebesar Rp5.200 per kilogram atau mengalami kenaikan dari penjualan sebelumnya Rp5.000 per kilogram.
"Dua pekan terakhir penjual getah karet ke pedagang pengumpul sebesar Rp5.200 per kilogram atau naik tipis dari sebelumnya Rp5.000 per kilogram," kata Hamzah, petani karet di Desa Arang Sapat, Senin.
Menurut dia, harga karet tersebut tergolong rendah bila dibandingkan dengan biaya operasional yang harus dikeluarkan petani.
Empat tahun terakhir, petani karet di Bengkulu mengeluh dengan kejatuhan harga karet yang sebelumnya mencapai Rp17 ribu per kilogram.
"Meski rendah tetap kami sadap karena tidak ada lagi sumber pemasukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga," ucapnya.
Harga yang anjlok tersebut membuat sebagian petani di wilayah Bengkulu telah mengganti tanaman mereka dengan komoditas lain, seperti sawit.
Namun, bagi petani yang kekurangan modal, penggantian komoditas tersebut terlalu berisiko sebab saat tanaman pengganggi belum menghasilkan buah, mereka tidak memiliki sumber pendapatan.
Pedagang pengumpul karet, Gunadi menambahkan jatuhnya harga karet membuat sejumlah pedagang pengumpul turut "gulung tikar" karena harga beli dan jual ke pabrik tidak memenuhi hitungan ekonomis.
"Hanya beberapa pedagang pengumpul yang bertahan karena hitung-hitungan ekonomis tidak masuk lagi, harga penjualan terlalu rendah," kata dia.
Harga getah karet Rp5.200 per kilogram tersebut memiliki kandungan air mencapai 55 persen dengan harga yang diterima di pabrik hanya Rp6.300 per kilogram.
Sementara harga getah sadap harian hanya Rp3.500 per kilogram dan bobot dipotong 20 persen untuk potongan kadar air.***3***
Petani Bengkulu jual karet Rp5.2000 per kilogram
Selasa, 8 November 2016 2:30 WIB 2350