Lubuklinggau (ANTARA Bengkulu) - Pemerintah Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan memperketat pengawasan terhadap pembuat serta penjual makanan dan minuman agar tidak ada lagi yang menggunakan bahan berbahaya bagi kesehatan.

"Pengetatan pengawasan ini dilakukan setelah diketemukan tahu mengandung formalin yang dijual pedagang di dua pasar tradisional beberapa pekan lalu," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Lubuklinggau Surya Dharma, Selasa.

Dari pemeriksaan oleh petugas terhadap 20 macam contoh terdapat satu jenis tahu yang positif mengandung formalin.

"Sampel yang mengandung bahan berbahaya itu sudah kami kirim ke labrotorium BPOM Sumsel di Palembang," katanya.

Temuan tahu mengandung formalin tersebut merupakan bagian dari pengawasan terhadap Pasar Inpres dan Pasar Bukit Sulap sehingga peredaran makanan dan minuman yang pembuatannya menggunakan bahan berbahaya dapat ditangkal.

Dia pengusaha makanan dan minuman tidak menggunakan bahan berbahaya bagi kesehatan karena dapat dikenai sanksi hukum.

Untuk sementara, pedagang yang kedapatan memasarkan makanan dan minuman mengandung bahan berbahaya akan diberi sanksi teguran dan pembinaan, sedangkan produsennya akan dikenai peringatan serta diharuskan membuat perjanjian tertulis untuk tidak mengulanginya dan bila kedapatan lagi akan dikenai sanksi hukum.

Untuk mencegah penggunaan bahan-bahan berbahaya dalam proses produksi makanan dan minuman UKM, pihaknya pada 2012 sudah memberangkatkan produsen dan pedagang tahu serta mi basah ke Kota Bogor, guna mempelajari proses produksi  berbahan baku alami sehingga tidak berbahaya bagi kesehatan.

Program serupa juga akan dilakukan pada pertengahan 2013 dengan jumlah peserta 30 orang. Mereka diharapkan kelak dapat menyebarkan informasi penggunaan bahan-bahan alami untuk pengawet dalam pembuatan makanan dan minumanu. (Antara)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013