Pelaku kasus candaan alias 'prank' bantuan sembako berisi sampah, Ferdian Paleka menyampaikan permohonan maaf sambil mengenakan baju tahanan di Polrestabes Bandung, Jumat.

Permintaan maaf tersebut ditujukan kepada rakyat Indonesia dan kepada korban transpuan yang telah dirugikan atas perbuatan. Mata Ferdian nampak berkaca-kaca saat menyampaikan permohonan maaf tersebut.

Baca juga: YouTuber Ferdian Paleka terancam 12 tahun penjara dan denda Rp12 miliar

Baca juga: Kelompok transpuan kirimi Polrestabes Bandung karangan bunga setelah Ferdian tertangkap

"Saya minta maaf untuk seluruh rakyat Indonesia, terutama rakyat Kota Bandung dan Transpuan yang telah saya prank dengan ngasih sembako isi sampah, saya sangat menyesal atas kelakuan saya, semoga saya dimaafkan," kata Ferdian.

Dia menyangkal ide pembuatan video tersebut berasal dari seorang rekannya yang berinisial A. Menurutnya ide pembuatan video tersebut dicetuskan secara bersama-sama.

"Awal mula buat konten hanya untuk hiburan saja, tidak ada maksud lain selain itu," kata dia.
 
Tersangka kasus candaan bantuan sosial yang berisikan sampah dan batu kepada transpuan, Ferdian Paleka dihadirkan saat gelar perkara di Polrestabes Bandung, Jawa Barat, Jumat (8/5/2020). Ferdian Paleka dan kedua rekannya dijerat dengan Pasal 45 Ayat 3 Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dengan ancaman hukuman penjara empat tahun atau denda Rp750 juta serta dua pasal tambahan yakni Pasal 36 dan Pasal 51 Ayat 2 UU Nomor 11 tahun 2008 tentang ITE dengan ancaman hukuman penjara 12 tahun atau denda Rp12 miliar. ANTARA FOTO/Ahmad Fauzan/rai/wsj. (ANTARA FOTO/AHMAD FAUZAN)

Dia mengaku bersembunyi ke Palembang karena takut akan hukuman yang menantinya. Namun ia tidak menyebutkan motif rencananya untuk kembali ke Kota Bandung.

Selain itu, ia menyampaikan bahwa dirinya tidak menggunakan media sosial sejak Minggu (3/5). Sehingga ia memastikan bahwa yang konten lainnya beredar di media sosial saat dirinya dicari oleh polisi adalah hoaks.

"Bukan, saya tidak megang social media sama sekali," kata dia.

Baca juga: Polisi bekuk Ferdian Paleka di Tol Jakarta-Merak

Baca juga: Polisi terus kejar pelaku prank bantuan sampah Ferdian Paleka yang terlacak di Bogor

Baca juga: Ferdian 'prank' bantuan sampah masih buron, polisi berhasil amankan mobilnya

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Suhartiyono mengatakan Ferdian sempat kabur ke Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan selama tiga hari untuk bersembunyi.

Awalnya, pihaknya akan bekerja sama dengan Polres Ogan Komering Ilir untuk melakukan pencarian terhadap Ferdian. Namun atas petunjuk yang didapat dari pemeriksaan orang tuanya, Timsus Ditreskrimum Polda Jawa Barat bersama Tim Satreskrim Polrestabes Bandung melakukan pencarian mandiri.

"Dapat lah titik (petunjuk) di OKI, akhirnya orang tuanya kita lepas, setelah itu orang tuanya kita ikutin, ternyata ke arah Merak," kata Hendra.

Dalam kasus ini, polisi menerapkan Pasal 45 Ayat 3 UU ITE tentang penghinaan atau pencemaran nama baik melalui informasi elektronik. Selain itu polisi juga menerapkan dua pasal tambahan atas kasus tersebut, yakni Pasal 36 dan Pasal 51 Ayat 2 UU ITE Nomor 11 Tahun 2008, dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara dan denda maksimal Rp12 miliar.
 

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020