Karangasem, Bali (Antara Bengkulu) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, Senin meresmikan beroperasinya dua unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Karangasem dan Bangli provinsi Bali dengan kapasitas masing-masing 1 Mega Watt.
Dalam kesempatan yang sama diresmikan pula pengoperasian enam Unit PLTS lainnya di provinsi Bali dengan kapasitas masing-masing 15 kW.
Jero Wacik saat acara peresmian di Karangasem mengatakan dua unit PLTS tersebut termasuk dari tiga unit pembangkit tenaga matahari terbesar di Indonesia untuk saat ini. Satu unit lagi yang juga 1 MW sedang dibangun di Sumbawa.
"Namun tahun 2014 pemerintah akan membangun PLTS dengan kapasitas lebih besar. Kalau bisa kapasitasnya 10 hingga 50 MW," katanya.
PLTS di Karangasem dan Bangli langsung terinterkoneksi dengan jaringan listrik PT PLN. Sementara yang 6x15 kW off-Grid.
Menurut dia, dipilihnya Karangasem sebagai lokasi proyek PLTS karena Karangasem merupakan kabupaten yang masih tertinggal dibandingkan kabupaten lain di Bali.
Dalam kesempatan tersebut, Jero Wacik menyampaikan bahwa di era kepemimpinannya akan lebih memfokuskan pembangunan pembangkit listrik dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan seperti energi surya.
Sumber energi BBM ketersediaannya akan semakin menipis. Jika tidak ditemukan cadangan baru sumber energi fosil serta harganya BBM yang cukup mahalm
"Harga listrik PLTS hanya 20 sen dolar AS per kWh atau hanya separuhnya dari biaya listrik BBM," katanya.
Pemanfaatan energi baru dan terbarukan saat ini masih sangat kecil yakni sekitar lima persen dari total bauran energi nasional.
Padahal potensi energi terbarukan cukup besar diantaranya bersumber dari panas bumi sebesar 29 GW, biomasa 49 GW, tenaga air 76 GW, energi surya dan energi angin yang ketersediannya menyebar di seluruh Indonesia, katanya.
Dirjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Rida Mulyana mengatakan keberadaan pembangkit surya yang tersebar di seluruh Provinsi Bali tersebut mampu memenuhi kebutuhan listrik bagi 608 Kepala Keluarga.
Sementara di seluruh Indonesia pembangunan PLTS pada tahun lalu telah melistriki sebanyak 10.315 KK.
Pemanfaatan energi surya sebagai sumber pembangkit listrik akan mengurangi pemakaian energi fosil serta mengurangi beban subsidi energi.
Pemanfaatan energi surya dapat meningkatkan rasio elektrifikasi terutama melalui pelayanan kebutuhan listrik di wilayah yang belum terjangkau jaringan PLN, kata Rida.
Peningkatan akses energi masyarakat melalui pemanfaatan energi terbarukan termasuk surya akan mampu menurunkan emisi CO2, ujarnya.
PLTS yang telah dibangun di Bali nantinya diserahkan kepada pemerintah kabupaten. "Teknis penyerahannya akan dirancang oleh tim dari kementerian ESDM, PLN, pemprov Bali dan pemkab terkait," jelas Rida Mulyana. (ANTARA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
Dalam kesempatan yang sama diresmikan pula pengoperasian enam Unit PLTS lainnya di provinsi Bali dengan kapasitas masing-masing 15 kW.
Jero Wacik saat acara peresmian di Karangasem mengatakan dua unit PLTS tersebut termasuk dari tiga unit pembangkit tenaga matahari terbesar di Indonesia untuk saat ini. Satu unit lagi yang juga 1 MW sedang dibangun di Sumbawa.
"Namun tahun 2014 pemerintah akan membangun PLTS dengan kapasitas lebih besar. Kalau bisa kapasitasnya 10 hingga 50 MW," katanya.
PLTS di Karangasem dan Bangli langsung terinterkoneksi dengan jaringan listrik PT PLN. Sementara yang 6x15 kW off-Grid.
Menurut dia, dipilihnya Karangasem sebagai lokasi proyek PLTS karena Karangasem merupakan kabupaten yang masih tertinggal dibandingkan kabupaten lain di Bali.
Dalam kesempatan tersebut, Jero Wacik menyampaikan bahwa di era kepemimpinannya akan lebih memfokuskan pembangunan pembangkit listrik dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan seperti energi surya.
Sumber energi BBM ketersediaannya akan semakin menipis. Jika tidak ditemukan cadangan baru sumber energi fosil serta harganya BBM yang cukup mahalm
"Harga listrik PLTS hanya 20 sen dolar AS per kWh atau hanya separuhnya dari biaya listrik BBM," katanya.
Pemanfaatan energi baru dan terbarukan saat ini masih sangat kecil yakni sekitar lima persen dari total bauran energi nasional.
Padahal potensi energi terbarukan cukup besar diantaranya bersumber dari panas bumi sebesar 29 GW, biomasa 49 GW, tenaga air 76 GW, energi surya dan energi angin yang ketersediannya menyebar di seluruh Indonesia, katanya.
Dirjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Rida Mulyana mengatakan keberadaan pembangkit surya yang tersebar di seluruh Provinsi Bali tersebut mampu memenuhi kebutuhan listrik bagi 608 Kepala Keluarga.
Sementara di seluruh Indonesia pembangunan PLTS pada tahun lalu telah melistriki sebanyak 10.315 KK.
Pemanfaatan energi surya sebagai sumber pembangkit listrik akan mengurangi pemakaian energi fosil serta mengurangi beban subsidi energi.
Pemanfaatan energi surya dapat meningkatkan rasio elektrifikasi terutama melalui pelayanan kebutuhan listrik di wilayah yang belum terjangkau jaringan PLN, kata Rida.
Peningkatan akses energi masyarakat melalui pemanfaatan energi terbarukan termasuk surya akan mampu menurunkan emisi CO2, ujarnya.
PLTS yang telah dibangun di Bali nantinya diserahkan kepada pemerintah kabupaten. "Teknis penyerahannya akan dirancang oleh tim dari kementerian ESDM, PLN, pemprov Bali dan pemkab terkait," jelas Rida Mulyana. (ANTARA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013