Bengkulu (Antara Bengkulu) - Pasokan ayam potong dari peternak di Bengkulu dalam pekan ini tetap lancar setelah sebelumnya sempat tersendat, sedangkan permintaan cendrung berkurang.
Harga jual daging ayam juga turun dari Rp28.000 menjadi Rp26.000 per kilogram, kata seorang pedagang daging ayam di Kota Bengkulu Anaria, Rabu.
Ia mengatakan, permintaan akan daging ayam itu sepi, namun setiap hari tetap ada dan menghabiskan rata-rata 30 kilogram.
Sedangkan permintaan ayam kampung sebagian besar dijual per ekor antara Rp45.000-Rp50.000, kalau dijual dalam bentuk daging harganya bertahan Rp50.000 per kilogram.
Menurunnya daya beli daging ayam, akibat dampak dari ditemukan beberapa ayam milik ternak warga Bengkulu mati mendadakan dan diduga terjangkit flu burung.
Padahal ayam mati itu adalah milik peternak di luar Kota Bengkulu dan setelah memasuki musim penghujan para peternak mengeluhkan banyak ayam mati, ujarnya.
Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan Kota Bengkulu Rahman mengatakan, permintaan ayam potong di Bengkulu kini melemah jika dibadingkan sebelumnya.
Berkurangnya minat warga untuk mekonsumsi ayam potong itu, setelah merebaknya isu ternak warga diduga terjangkit flu burung, ujarnya.
Padahal ternak mati itu hanya terdapat pada beberapa pengusaha saja yang diduga terjangkit virus flu burung, terutama jenis itik yang dipasok dari luar Bengkulu.
Dinas Peternakan Provinsi Bengkulu mengimbau masyarakat brhati-hati bila ada ternaknya mati mendadakan, terutama jenis itik yang bibitnya dipasok dari luar Bengkulu.
Informasi dihimpun dari peternak di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma ada puluhan ekor ternak itik warga daerah itu mati mendadakan selama musim penghujan, namun belum diketahui jenis virus yang menyerang itik tersebut. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
Harga jual daging ayam juga turun dari Rp28.000 menjadi Rp26.000 per kilogram, kata seorang pedagang daging ayam di Kota Bengkulu Anaria, Rabu.
Ia mengatakan, permintaan akan daging ayam itu sepi, namun setiap hari tetap ada dan menghabiskan rata-rata 30 kilogram.
Sedangkan permintaan ayam kampung sebagian besar dijual per ekor antara Rp45.000-Rp50.000, kalau dijual dalam bentuk daging harganya bertahan Rp50.000 per kilogram.
Menurunnya daya beli daging ayam, akibat dampak dari ditemukan beberapa ayam milik ternak warga Bengkulu mati mendadakan dan diduga terjangkit flu burung.
Padahal ayam mati itu adalah milik peternak di luar Kota Bengkulu dan setelah memasuki musim penghujan para peternak mengeluhkan banyak ayam mati, ujarnya.
Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan Kota Bengkulu Rahman mengatakan, permintaan ayam potong di Bengkulu kini melemah jika dibadingkan sebelumnya.
Berkurangnya minat warga untuk mekonsumsi ayam potong itu, setelah merebaknya isu ternak warga diduga terjangkit flu burung, ujarnya.
Padahal ternak mati itu hanya terdapat pada beberapa pengusaha saja yang diduga terjangkit virus flu burung, terutama jenis itik yang dipasok dari luar Bengkulu.
Dinas Peternakan Provinsi Bengkulu mengimbau masyarakat brhati-hati bila ada ternaknya mati mendadakan, terutama jenis itik yang bibitnya dipasok dari luar Bengkulu.
Informasi dihimpun dari peternak di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma ada puluhan ekor ternak itik warga daerah itu mati mendadakan selama musim penghujan, namun belum diketahui jenis virus yang menyerang itik tersebut. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013