Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan gempa tektonik dengan kekuatan magnitudo 5,7 yang terjadi di wilayah Maluku Utara pukul 11.15 WIB tidak berpotensi tsunami.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono melalui keterangan tertulis yang di terima di Jakarta, Senin.
Berdasarkan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa tersebut memiliki parameter update dengan magnitudo 5,6. Episenter gempa terletak pada koordinat 1,43 Lintang Utara (LU) dan 128,08 Bujur Timur (BT) atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 22
kilometer (km) arah Tenggara Halmahera Utara, Maluku Utara pada kedalaman 109 km.
Ia mengatakan dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis menengah akibat adanya aktivitas subduksi pada Lempeng Laut Maluku.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik," katanya.
BMKG juga mencatat guncangan gempa tersebut dirasakan di daerah Tobelo III-IV Modified Mercalli Intensity (MMI). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa.
Hingga pukul 11.40 WIB hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan. Meskipun demikian, masyarakat diimbau agar tetap tenang dan menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Triyono juga mengingatkan masyarakat agar memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang bisa membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke rumah.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono melalui keterangan tertulis yang di terima di Jakarta, Senin.
Berdasarkan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa tersebut memiliki parameter update dengan magnitudo 5,6. Episenter gempa terletak pada koordinat 1,43 Lintang Utara (LU) dan 128,08 Bujur Timur (BT) atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 22
kilometer (km) arah Tenggara Halmahera Utara, Maluku Utara pada kedalaman 109 km.
Ia mengatakan dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis menengah akibat adanya aktivitas subduksi pada Lempeng Laut Maluku.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik," katanya.
BMKG juga mencatat guncangan gempa tersebut dirasakan di daerah Tobelo III-IV Modified Mercalli Intensity (MMI). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa.
Hingga pukul 11.40 WIB hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan. Meskipun demikian, masyarakat diimbau agar tetap tenang dan menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Triyono juga mengingatkan masyarakat agar memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang bisa membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke rumah.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020