Bengkulu (Antara Bengkulu) - Pesokan beras produksi lokal di Bengkulu kini sangat minim dan diperkirakan hanya cukup untuk memenuhi masih dua bulan ke depan, baik produksi tanaman padi sawah maupun padi ladang darat.

"Kita sudah mempersiapkan alokasi untuk menampung produksi beras lokal melalui target pengadaan 2013 sebanayk 7.500 ton," kata Humas Divisi Regional Bolug Bengkulu Riswan, Senin.

Ia mengatakan, pengadaan beras lokal itu bisa terwujud, jika terjadi peningkatan produksi besar-besaran dan harga pada tingkat petani anjlok, namun kalau harga pada tingkat petani tinggi seperti sekarang sangat menguntungkan petani.

Bulog juga tetap melakukan pembelian beras lokal, meskipun memasok beras dari provinsi tetangga seperti wilayah Sumsel, Sumatra Barat dan wilayah Lampung.

Untuk pasokan beras di Bengkulu hingga saat ini tetap mengandalkan produksi provinsi tetangga yakni wilayah Sumsel dan Lampung termasuk pasokan dari Jawa Timur, ujarnya.

Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan Kota Bengkulu Rahmasyah mengatakan, harga beras pada tingkat pengecer hingga saat ini stabil tinggi, sedangkan permintaan ada peningkatan.

Para pedagang menjual beras jenis medium asal Lampung Rp8.000 dan beras lokal antara Rp7.600-Rp7.800 per kilogram, sedangkan harga beras kualitas super merk paten Rp 10.000, merk rojo lele Rp9.850 dan merk manggis Rp9.750 per kilogram, harga itu sudah turun tipis dari sebelumnya rata-rata Rp200 per kilogram.

Perkembangan harga beras di daerah itu selalu berfluktuasi sehingga memberatkan warga kurang mampu yang belum menerima raskin.

"Kami melihat pembeli beras itu sebagian besar warga kecil dan dalam jumlah sedikit sesuai kemampuan mereka," ujarnya.

Permintaan beras di pasaran hingga awal pekan ini cukup tinggi karena pasokan beras dari patani belum ada akibat belum panen dan beras bagi warga miskin belum dibagikan.

Meskipun permintaan beras tinggi namun stok pada tingkat pedagang cukup banyak, terutama tingKat pedagang besar maupun pedagang pengecer.

Untuk mengatasi kesulitan warga kurang mampu itu, pemerintah daerah setempat hendaknya melakukan operasi beras murah, terutama pada kantong-kantong wilayah padat penduduk.

Operasi beras murah itu sebaiknya melibatkan lurah dan rukun tetangga (RT) sehingga warga tidak mampu dapat terdetiksi dengan baik, jangan sampai operasi pasar beras murah diborong pedagang, ujarnya.

Seorang pedagang beras di Kota Bengkulu Hindro mengatakan, permintaan beras saat ini masih tinggi, terutama beras kualitas medium baik dipasok dari Lampung maupun produksi lokal.

Tingginya harga beras medium dari Lampung itu karena tergantung baiaya angkutan karena tetap melalui transportasi darat yang sebelumnya sempat terganggu akibat tanah longsor dan banjir.

Permintaan beras saat ini paling banyak dari kalangan warga kurang mampu karena membeli dalam ukuran canting (Kaleng susu), bukan kilogram, ujarnya. (Antara)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013