Surabaya (Antara Bengkulu) - Meski tugas yang diemban berkaitan dengan teknologi komunikasi dan informasi, Menkominfo Tifatul Sembiring bukanlah pejabat yang hanya mengerti soal internet.

Buktinya, menteri asal Bukittinggi, Sumatera Barat, itu menjalankan dua tugas tambahan di sela-sela kunjungan kerja ke ITS pada tanggal 8 Maret lalu.

Apakah dua tugas tambahan untuk Menkominfo itu? Tifatul Sembiring yang merupakan insinyur komputer lulusan STI&K Jakarta itu menjalankan tugas tambahan pada pukul 06.00 WIB dengan berolahraga futsal dengan para mahasiswa ITS di Gedung Futsal Indoor kompleks kampus ITS.

Hal itu tak lepas dari hobi Tifatul yang gemar bermain futsal, apalagi putra Tifatul yang menjadi mahasiswa Jurusan Sistem Informasi ITS juga memiliki hobi yang sama.

Dalam pertandingan itu, tim Kemenkominfo tampak lebih superior dari mahasiswa ITS. Lebih dari lima gol bersarang ke gawang mahasiswa ITS, sedangkan tim mahasiswa ITS hanya mampu membalas tidak lebih dari tiga gol.

Penampilan Menkominfo pun cukup mengesankan. Ia tampak sudah ahli mengocek si kulit bundar dan tidak ragu untuk berduel dengan mahasiswa yang usianya jauh lebih muda hingga mencetak gol terbanyak bagi timnya. "Empat gol saja cukup," ucapnya merendah.

Setelah itu, Menkominfo memberikan kuliah umum di hadapan ribuan mahasiswa ITS terkait dengan potensi ekonomi dan kreativitas bidang IT. Namun, setelah kuliah umum usai, mantan Presiden PKS setelah Hidayat Nur Wahid itu pun didaulat untuk menyampaikan khotbah Jumat di Masjid Manarul Ilmi ITS Surabaya.

"Saya beri judul khotbah ini dengan Makrifatul Insan atau Mengenal Diri Sendiri. Kalau kita mengenal diri sendiri, kita akan tahu diri. Kalau kita tahu diri, kita akan tahu posisi kita di hadapan Allah, manusia, dan alam," tuturnya.

Ahli telekomunikasi dan pemrosesan data yang pernah menjadi aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) semasa muda itu pun menyebut temuan NASA tentang posisi bumi di alam semesta yang hanya ibarat sebutir pasir di tengah gurun sahara.

"Kalau bumi saja segitu, lalu berapa besar manusia? Terus, sebelum kita lahir, kita itu siapa dan menjadi apa? Jadi, kita nggak ada apa-apanya, kita juga diciptakan dari setetes air mani yang menjijikkan, bukan dari emas, lalu kenapa kita membanggakan diri?" tukasnya.

Bagi Tifatul Sembiring yang merupakan keturunan dari kepala kaum Suku Koto di Guguak Tabek Sarojo, Agam, Sumatera Barat itu, manusia adalah kecil dan kerdil. "Kalau tidak dibimbing wahyu Allah, manusia itu bukan apa-apa," paparnya.

Suami dari Sri Rahayu yang memiliki tujuh anak itu pun mengakhiri khotbah dengan tugas manusia, yakni menjaga ibadah (salat), menjaga usaha ekonomi, dan menjaga "marwah" (kehormatan) sebagai diri sendiri, keluarga, Muslim, masyarakat, dan manusia.

"Tugas tambahan yang lebih penting daripada tugas utama," ujar seorang mahasiswa ITS mengomentari khotbah Menkominfo itu.

Pewarta: Oleh Edy M. Ya'kub

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013