Hari Olahraga Nasional (Haornas) diperingati setiap 9 September yang merujuk pada pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama di Stadion Sriwedari, Surakarta pada 9-12 September 1948.

Tahun ini merupakan peringatan Haornas ke-37 dan tentunya harus dimaknai dengan berat. Sebab di tahun ini beragam kegiatan olahraga baik skala nasional maupun internasional lumpuh, penyebabnya adalah Pandemi COVID-19.

Namun ada sisi yang bisa dipetik dari lumpuhnya aktivitas olahraga, yakni kembali me-"reset" atau memulai dari awal peta keolahragaan nasional agar tak melulu jalan di tempat.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menyadari kondisi tersebut dan ia pun mengusung tema besar untuk peringatan kali ini; Sport Science, Sport Tourism, dan Sport Industry.

Dalam sebuah webinar, politikus Golkar itu mengakui bahwa Indonesia masih gagap dalam pemanfaatan potensi Sport Tourism. Padahal Indonesia memiliki beragam wisata alam yang bisa dipadukan dengan aktivitas olahraga.

Pun sama halnya dengan penerapan Sport Science. Kata Menpora, meski desas-desus penerapan sains di bidang olahraga sudah ada sejak tahun 80-an, namun nyatanya hingga hari ini tak banyak cabang yang mencoba menerapkannya.

"Tidak ada prestasi yang bisa dihasilkan atau tidak ada prestasi yang maksimal jika tak ada penerapan sport science. Dengan sport science kita sudah bisa tahu, maka itu menjadi pendamping utama dari prestasi yang akan kita dorong," kata Menpora.

Lalu bagaimana dengan Sport Industry? Zainudin kembali menghela nafas karena Indonesia juga belum memiliki atau memanfaatkan industri olahraga dan selalu bergantung ke negara lain. Indonesia tak memiliki peran besar sebagai pelaku industri olahraga.

"Begitupun sport industry, yang sampai saat ini kita bergantung dengan produk-produk luar," tambahnya.

Tiga tema besar inilah yang ingin didorong Kemenpora. Terlebih ketiganya bisa menjadi titik awal kebangkitan prestasi olahraga Indonesia di mata dunia.

Sementara itu, Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC) memiliki harapan besar pada Haornas 2020, apalagi tahun ini mereka tengah menggaungkan kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Olimpiade 2032.

Melalui unggahan di akun Instagram resminya, NOC menyampaikan tiga tema besar itu saling berkaitan satu sama lain dengan tujuan utama; peningkatan prestasi olahraga Indonesia.

"Selamat Hari Olahraga Nasional. Mari kita tingkatkan prestasi olahraga Indonesia melalui Sport Science, serta membangkitkan ekonomi melalui Sport Industry dan Sport Science," tulis NOC.

Sementara itu Ketua Umum NOC Raja Sapta Oktohari optimistis Indonesia bisa menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Salah satu ukuran dari semangatnya tersebut bahwa keolahragaan Indonesia yang diwakili Kemenpora berhasil menyusun laporan keuangan sesuai pedoman.

Kemenpora berhasil mendapat penilaian opini tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI setelah menanti selama 10 tahun lamanya.

"Sebuah langkah besar telah dimulai tahun ini, 2019, oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian atas hasil pemeriksaan keuangan dari BPK RI," ujar Raja Sapta.

"Semua itu membuat kita semakin optimis bahwa prestasi olahraga Indonesia akan semakin meningkat dan sangat layak kalau kita menjadi tuan rumah Olimpiade dan Paralimpiade 2032," kata dia menambahkan.

Pun demikian dengan para atlet Indonesia yang dengan semangat sama berharap momentum Haornas ini menjadi langkah maju keolahragaan Indonesia dalam meraih berbagai prestasi nasional maupun Internasional serta berharap kondisi dunia pulih dari pandemi.

"Cepat pulih kembali dunia, agar saya tetap bisa membela kembali untuk bangsa dan negara ini melalui pencak silat. Banyak mimpi dan cita-cita yang belum tercapai dan tetal semangat untuk gapai. Selamat Hari Olahraga Nasional tetap jaya olahraga Indonesia, tetap jaya pencak silat Indonesia," tulis Hanifan Yudani Kusumah, atlet pencak silat peraih medali emas Asian Games 2018.

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020