Makassa (Antara Bengkulu) - Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin, mengatakan penundaan Ujian Nasional di Makassar, dan Sulawesi Selatan adalah musibah.

"Yang jelas ini adalah suatu musibah. Kenapa, karena kalender akademik jauh-jauh hari sudah disusun, terpaksa mundur," kata Ilham usai rapat paripurna di Kantor DPRD Makassar, Senin.

Menurutnya, yang menjadi pertanyaan adalah mengapa pada saat hari Ujian Nasional pada 15 April 2013 tidak terjadi ujian padahal jelas dalam kalender akademik sudah terjadwal.  

"Kenapa kemudian pada saat penghujung hari ini tidak terselenggara dengan baik. Ini adalah kesalahan fatal yang dilakukan sehingga harus tertundanya UN," ucapnya.

Menurutnya, dengan tertundanya UN di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di beberapa provinsi maka kalender akademik akan mundur dari jadwal semestinya dan akan sulit menyesuaikan nanti.

"Sekarang hari ini, dan besok tertunda menjadi Minggu depan, dan kami tidak tahu kendalanya apa. Yang jelas soal dicetak di tingkat pusat semua," paparnya.

Ilham menuturkan, disisi pengamanan sudah baik, namun merujuk pada UN tahun lalu dimana jadwal pelaksaaan UN sudah sesuai, kenapa tahun ini tidak seperti tahun lalu.

"Ini persoalan masalah transportasi. Kenapa tidak seperti tahun lalu dicetak di daerah dan ada jaminan dan tidak ada masalah," tuturnya.

Dia mengatakan kecurigaan pusat terlalu besar. "Ini kan kecurigaan terlalu besar tentang kebocoran-kebocoran soal sehingga dikirimlah minus satu hingga dua hari sebelum hari H, tapi kendalanya seperti ini. Ini kesalahan ada dipusat dan tentunya percetakan," ungkapnya.                  

Bisa dibayangkan distribusi ke Papua, kata dia, masalah trasportasi menjadi kendala utama termasuk bagaimana pengamanan. "Saya kira muara pendidikan adalah peningkatan kualitas. saya kira itu bisa dilakukan proteksi," tambahnya.  

Sebelumnya, UN bagi SMA/sederajat di tunda di 11 provinsi salah satunya Sulsel. Salah satu kendala hingga ditundanya UN adalah ketidaksiapan pihak Kementerian juga faktor utama adalah percetakan soal-soal UN tersebut.  

Percetakan naskah ujian diketahui dikerjakan PT Ghalia Indonesia Printing, percetakan yang membuat UN di 11 Provinsi menjadi kacau.

Bahkan presiden Susilo Bambang Yudhoyono langsung mengistruksikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh agar melakukan investigasi. Sementara pihak percetakan sebelumnya mengaku kewalahan dalam penyelesaian tender naskah UN tersebut.  

Berdasarkan jadwal UN, mata pelajaran UN untuk SMA/sederajat awalnya digelar Senin- Selasa (15-16/4) digeser menjadi Senin-Selasa (22-23/4). Sementara mata pelajaran untuk Selasa (17/4) digeser menjadi Jumat (19/4)

Sedangkan mata pelajaran yang diujikan Kamis (18/4) tidak mengalami pergeseran. Hal ini tentu menjadi presenden buruk bagi dunia pendidin di Indonesia. (ANTARA)

Pewarta: Darwin Fatir

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013