Kasus konfirmasi positif COVID-19 di Sumatara Selatan bertambah 110 orang pada 23 September dan tercatat menjadi penambahan kasus tertinggi sejak empat bulan terakhir dengan total sudah mencapai 5.607 orang di peringkat ke 11 secara nasional.
"Penambahan kasus hari ini (23/9) tertinggi kedua, dulu pernah 119 kasus pada 14 Mei," kata Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Sumsel Yusri di Palembang, Rabu.
Menurut dia, 110 kasus positif baru tersebut terdiri dari 45 kasus tanpa gejala dan 65 kasus bergejala ringan, sehingga isolasi dilakukan mandiri.
Ia merincikan, dari 110 tambahan kasus itu paling banyak berasal dari Kota Lubuklinggau (76 kasus), disusul Palembang (17 kasus), Musi Rawas (tujuh kasus), Muratara (lima kasus), Musi Banyuasin (dua kasus), serta Banyuasin, Muara Enim dan Pagaralam masing-masing satu kasus.
Kasus positif mulai tampak meningkat kembali sejak awal September karena sampel swab yang masuk juga kembali naik, saat ini rata-rata sampel diperiksa berkisar 300-400 perhari.
Meski Dinkes di 17 kabupaten/kota terus melacak, mengetes dan merawat kasus, kata dia, namun perilaku masyarakat yang belum maksimal menerapkan protokol kesehatan membuat penambahan kasus baru terus bermunculan.
"Aktifitas masyarakat yang semakin meningkat tampak masih kurang dibarengi kesadaran protokol kesehatan," tambahnya.
Oleh karena itu, ia berharap, dengan telah berlakunya sanksi protokol kesehatan di Sumsel sejak satu pekan terakhir dapat menekan munculnya kasus-kasus baru, sebab mayoritas kabupaten/kota masih berstatus zona oranye atau wilayah resiko sedang sejak tiga bulan terakhir.
Sementara data Satgas COVID-19 Sumsel per 23 September, jumlah kasus yang dinyatakan sembuh telah mencapai 4.087 orang atau 72,9 persen, sedangkan angka kematian tercatat 332 kasus atau 5,9 persen.
"Untuk kasus yang masih ditangani saat ini berjumlah 1.188 orang," kata Yusri menjelaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
"Penambahan kasus hari ini (23/9) tertinggi kedua, dulu pernah 119 kasus pada 14 Mei," kata Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Sumsel Yusri di Palembang, Rabu.
Menurut dia, 110 kasus positif baru tersebut terdiri dari 45 kasus tanpa gejala dan 65 kasus bergejala ringan, sehingga isolasi dilakukan mandiri.
Ia merincikan, dari 110 tambahan kasus itu paling banyak berasal dari Kota Lubuklinggau (76 kasus), disusul Palembang (17 kasus), Musi Rawas (tujuh kasus), Muratara (lima kasus), Musi Banyuasin (dua kasus), serta Banyuasin, Muara Enim dan Pagaralam masing-masing satu kasus.
Kasus positif mulai tampak meningkat kembali sejak awal September karena sampel swab yang masuk juga kembali naik, saat ini rata-rata sampel diperiksa berkisar 300-400 perhari.
Meski Dinkes di 17 kabupaten/kota terus melacak, mengetes dan merawat kasus, kata dia, namun perilaku masyarakat yang belum maksimal menerapkan protokol kesehatan membuat penambahan kasus baru terus bermunculan.
"Aktifitas masyarakat yang semakin meningkat tampak masih kurang dibarengi kesadaran protokol kesehatan," tambahnya.
Oleh karena itu, ia berharap, dengan telah berlakunya sanksi protokol kesehatan di Sumsel sejak satu pekan terakhir dapat menekan munculnya kasus-kasus baru, sebab mayoritas kabupaten/kota masih berstatus zona oranye atau wilayah resiko sedang sejak tiga bulan terakhir.
Sementara data Satgas COVID-19 Sumsel per 23 September, jumlah kasus yang dinyatakan sembuh telah mencapai 4.087 orang atau 72,9 persen, sedangkan angka kematian tercatat 332 kasus atau 5,9 persen.
"Untuk kasus yang masih ditangani saat ini berjumlah 1.188 orang," kata Yusri menjelaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020