Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur masih meluncurkan awan panas guguran pada Rabu.
"Berdasarkan pengamatan pada Selasa pukul 00.00 sampai 06.00 WIB teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 2.500 meter mengarah ke tenggara," kata Kepala Subbidang Mitigasi Gunung api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Nia Haerani saat dihubungi per telepon dari Lumajang.
Menurut dia aktivitas kegempaan Semeru teramati awan panas guguran sebanyak satu kali dengan amplitudo 20 mm dengan durasi 1.445 detik.
"Gempa guguran sebanyak 11 kali dengan amplitudo 7-20 mm dengan durasi 110-250 detik," katanya.
Gempa tremor harmonik tercatat sebanyak dua kali dengan amplitudo 1-2 mm selama 1798-2400 detik.
Secara visual, lanjut dia, Gunung Semeru terlihat jelas, namun gunung dominan tertutup kabut dan asap kawah tidak teramati.
Cuaca cerah dan mendung. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, selatan, dan barat daya dengan suhu udara 22-25 °C.
Nia mengatakan Gunung Semeru pada level II atau statusnya waspada, sehingga masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 km dan wilayah sejauh 4 km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif G. Semeru (Jongring Seloko) sebagai alur luncuran awan panas.
"Masyarakat juga diminta mewaspadai gugurnya kubah lava di Kawah Jongring Seloko," ujarnya.
Sebelumnya Bupati Lumajang Thoriqul Haq meminta agar masyarakat juga mewaspadai saat hujan turun yang sewaktu-waktu bisa meluap akibat lahar panas Semeru yang memenuhi Daerah Aliran Sungai (DAS) Curah Kobokan.
"Saya mengimbau masyarakat yang ada di sekitar DAS lahar Semeru untuk waspada bila hujan turun karena dimungkinkan akan menjadi arus sungai dari lahar Semeru meluas ke permukiman," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
"Berdasarkan pengamatan pada Selasa pukul 00.00 sampai 06.00 WIB teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 2.500 meter mengarah ke tenggara," kata Kepala Subbidang Mitigasi Gunung api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Nia Haerani saat dihubungi per telepon dari Lumajang.
Menurut dia aktivitas kegempaan Semeru teramati awan panas guguran sebanyak satu kali dengan amplitudo 20 mm dengan durasi 1.445 detik.
"Gempa guguran sebanyak 11 kali dengan amplitudo 7-20 mm dengan durasi 110-250 detik," katanya.
Gempa tremor harmonik tercatat sebanyak dua kali dengan amplitudo 1-2 mm selama 1798-2400 detik.
Secara visual, lanjut dia, Gunung Semeru terlihat jelas, namun gunung dominan tertutup kabut dan asap kawah tidak teramati.
Cuaca cerah dan mendung. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, selatan, dan barat daya dengan suhu udara 22-25 °C.
Nia mengatakan Gunung Semeru pada level II atau statusnya waspada, sehingga masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 km dan wilayah sejauh 4 km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif G. Semeru (Jongring Seloko) sebagai alur luncuran awan panas.
"Masyarakat juga diminta mewaspadai gugurnya kubah lava di Kawah Jongring Seloko," ujarnya.
Sebelumnya Bupati Lumajang Thoriqul Haq meminta agar masyarakat juga mewaspadai saat hujan turun yang sewaktu-waktu bisa meluap akibat lahar panas Semeru yang memenuhi Daerah Aliran Sungai (DAS) Curah Kobokan.
"Saya mengimbau masyarakat yang ada di sekitar DAS lahar Semeru untuk waspada bila hujan turun karena dimungkinkan akan menjadi arus sungai dari lahar Semeru meluas ke permukiman," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020