Sejak dua bulan terakhir Aslimar pensiunan guru di Kota Padang, Sumatera Barat punya kesibukan baru selepas Subuh.

Warga Jati, Kecamatan Padang Timur itu sejak dulu memang gemar bercocok tanam sehingga pekarangan rumahnya penuh dengan beragam bunga, buah hingga sayur.

Sejak Desember 2020 ia mendapatkan bantuan dari Dinas Pertanian Kota Padang bersama satu unit paket hidroponik untuk menanam sayur dengan kapasitas 30 lubang.

Bantuan paket hidroponik lengkap dengan bibit hingga pupuk tersebut merupakan program pokok pikiran anggota DPRD Padang Muhidi.

Sebanyak 24 paket hidroponik dibagikan kepada 24 rumah yang memiliki hobi bercocok tanam di RW I Kelurahan Jati.

Aslimar pun senang karena dari dulu memang hobi bercocok tanam. Setiap pagi ia menghidupkan pompa air kecil yang ada dalam ember guna mengairi sayur yang ditanam menggunakan paralon sebagai media tanam.

Tak lupa ia mengukur kadar PH memastikan sesuai dengan standar yang diajarkan pelatih.

Satu bulan menanam selada air, kailan dan pakcoy waktu panen pun tiba. Ternyata kendati tidak ditanam di tanah hasilnya tak kalah.

Sekali tiga hari ia memetik langsung sayur segar untuk disantap sekeluarga. Baginya memetik sayur segar yang ditanam sehari adalah kemewahan karena tak perlu ke pasar dan jauh lebih terjamin.

Kebetulan saat itu anaknya baru melahirkan dan sayur yang dipanen dibuat untuk menambah produksi ASI untuk cucunya.

"Alhamdulilah bisa panen sayur dari pekarangan sendiri," ujarnya.

Di RW I Kelurahan Jati terdapat 24 rumah yang mendapatkan bantuan paket hidroponik lengkap.

Para warga seakan punya harta karun berharga karena sekali tiga hari dapat menikmati sayur segar.

Apalagi di tengah pandemi yang mengharuskan lebih banyak di rumah. Selain lebih aman juga hemat biaya karena tak perlu lagi berbelanja sayur dan yang paling penting dapat mengonsumsi menu yang sehat dan bergizi.

Mereka bernaung dalam Kelompok Wanita Tani RW 1 Kelurahan Jati Padang.

Menurut Koordinator KWT RW 1 Jati Fauzi bantuan paket hidroponik ini sebenarnya sudah lama direncanakan dari Dinas Pertanian melalui alokasi dana pokir anggota DPRD Padang.

"Tetapi baru dapat terealisasi Desember 2020," ujarnya.

Ia menjelaskan sebelum bantuan diserahkan ia mendapatkan pelatihan bagaimana cara bercocok tanam menggunakan hidroponik.

Semua peralatan penunjang lengkap diberikan mulai dari bibit, alat pengukur PH air, hingga dua jenis pupuk dan cairan.

Selain itu ia juga diajarkan bagaimana menyemai bibit di media tanam yang disebut rockwool kemudian bagaimana memindahkan ke hidroponik.

Yang paling perlu dijaga adalah kadar PH air yan diukur minimal sekali tiga hari, ujarnya.

Instalansi hidroponik juga terbilang sederhana karena hanya terdiri atas pipa paralon dengan panjang satu meter disusun bertingkat sebanyak enam batang masing-masingnya lima lubang tanam yang diberi atap di atasnya.

Kemudian instalasi pipa untuk mengalirkan air dari bak penampung berupa ember yang diputar menggunakan pompa sederhana .

"Untuk pompa harus hidup pada siang hari dan jika malam boleh dimatikan karena suhu sudah dingin," ujarnya.

Sementara Anggota DPRD Kota Padang Muhidi yang menyalurkan pokirnya lewat program hidroponik mengatakan ini merupakan upaya membangun ketahanan pangan dari tingkat RW.

"Tahap awal kita coba 24 Kepala Keluarga dan alhamdulillah semangat masyarakat luar biasa," ujarnya.

Ia berencana ke depan akan menambah paket sehingga hasil produksi menjadi lebih banyak.

Menurutnya dengan ketahanan pangan sederhana ini setidaknya dapat menjadi salah satu solusi ekonomi di tengah pandemi.

"Jika skala produksi sudah luas dapat dilakukan pemasaran secara langsung secara daring," katanya menyarankan

Sementara Ketua RW I Kelurahan Jati, Marjoni merasa terbantu dengan adanya bantuan hidroponik ini karena warga tak tak perlu lagi membeli sayur.

"Sekarang tinggal petik saja lagi di pekarangan, ke depan kalau lebih besar skalanya bisa dijual," ujarnya.

Sejalan dengan itu Kepala Dinas Pertanian Kota Padang Syahrial Kamat menyampaikan program hidroponik di Jati merupakan salah satu program percontohan di Kota Padang.

Ia menyampaikan jika berhasil juga akan dilakukan hal serupa di lokasi lain.

Satu paket hidroponik tersebut nilainya Rp4 juta dan warga terus didampingi dan dilakukan pemantauan secara berkala, kata dia.

Ia menilai ini merupakan salah satu upaya meningkatkan ketahanan pangan kendati ada warga yang memiliki lahan terbatas di pekarangan rumah.

Apalagi selama pandemi COVID-19 para ibu di Padang punya hobi baru yaitu bercocok tanam mulai dari tanaman hias hingga sayuran

"Sepanjang 2020, para ibu semangat bertanam di rumah, ini bernilai positif," katanya.

Menurutnya semangat bertanam pada umumnya ditunjukkan wanita yang berdomisili di kompleks perumahan dengan memanfaatkan lahan sempit di pekarangan untuk bertanam sayuran dan lainnya.

"Sudah banyak terbentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) di kompleks perumahan," ujarnya.

KWT yang terbentuk jumlahnya mencapai puluhan. Bahkan para wanita yang tergabung ke dalam KWT, berkeinginan untuk dibina oleh penyuluh pertanian dan minta diajarkan cara bertani yang baik.

"Permintaan untuk pembinaan banyak yang masuk ke kami melalui penyuluh lapangan dan pudah kami akomodasi," kata dia.

Kegiatan bertani di rumah yang dilakukan kaum hawa seperti bertanam cabai di polybag, bertanam sayur dengan wadah hidroponik, dan lainnya.

KWT itu nantinya juga dibantu melalui dana pokok pikiran (pokir) anggota DPRD.

Syahrial mengimbau seluruh wanita di Padang untuk giat bertanam memanfaatkan lahan yang selama ini tidak terpakai.

"Silahkan bentuk KWT di tempat masing-masing, nanti akan kita kirim penyuluh. Sehingga nanti paham cara bertanam yang baik," katanya.

 

Pewarta: Ikhwan Wahyudi

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021