Jakarta (Antara Bengkulu) - Deputi Perencanaan Infrastruktur dan Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Luky Eko Wuryanto mengatakan total investasi untuk Kawasan Ekonomi Khusus Bitung, Sulawesi Utara, mencapai sekitar Rp13 triliun.
"Total investasi untuk KEK Bitung adalah sekitar Rp12 triliun hingga Rp13 triliun. Jadi, nilai investasi itu berasal dari enam perusahaan atau investor utama untuk KEK Bitung," kata Luky di Jakarta, Jumat.
Pernyataan tersebut dia sampaikan usai rapat koordinasi (Rakor) "Evaluasi Pengusulan Kawasan Ekonomi Khusus" di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Menurut Luky, hingga saat ini sudah ada enam investor utama untuk KEK Bitung yang sudah teridentifikasi, namun nantinya jumlah itu mungkin akan bertambah.
"Kalau untuk KEK Bitung itu banyak investornya, tetapi ada enam investor besar, yaitu PT. Brandwood, Bitung Industrial Estate, PT. Weda Bay Nickel, Lippo Group, Citicorp, dan PT. Mapalus Makawanau," ujarnya.
Selanjutnya, dia memaparkan masing-masing sektor pengembangan dan tahap persiapan dari masing-masing investor utama untuk KEK Bitung tersebut.
"PT Brandwood itu perusahaan farmasi Amerika dan mereka sepertinya sudah serius dan sudah punya kantor perwakilan di Manado. Kemudian, Bitung Industrial Estate bergerak di bidang logistik dan industri perikanan," jelasnya.
Sementara itu, kata dia, PT Weda Bay Nickel bergerak di sektor logistik alat-alat penambangan dan memiliki pertambangan di Halmahera, Sulawesi Utara.
"Mungkin logistik dan peralatannya akan digunakan di KEK Bitung itu. Bahkan, PT Wedha Bay Nikel sudah menguasai lahan seluas 22 hektar dan sudah ada kantor di lokasi," ungkapnya.
"Sedangkan, Lippo Group itu untuk aneka industri dan logistik dan mereka telah memiliki kantor perwakilan di Manado untuk menyiapkan rencana investasi di KEK Bitung," lanjutnya.
Selain itu, dua investor utama lainnya, adalah Citicorp yang bergerak di sektor aneka indutri dan PT. Mapalus Makawanau yang berkecimpung di industri karbon aktif.
"Dari komunikasi yang kami lakukan, para investor ini sudah mengkonfirmasi dan mereka pasti masuk dan sudah sangat menunggu ketetapan dari KEK Bitung," kata Luky.
Pada kesempatan itu, Luky pun menyampaikan bahwa lahan untuk Kawasan Ekonomi Khusus Palu dan Bitung sudah siap, baik dari segi rencana tata ruang wilayah (RTRW) maupun masalah pembebasan lahan.
"Untuk lahan KEK sudah siap. Namun, sekarang ini untuk lahan 'section' dua untuk tol Manado-Bitung, pemda dan Kementerian Pekerjaan Umum harus mempercepat pembebasan lahan," katanya.
Dia menambahkan, setelah PP (peraturan pemerintah) dari KEK segera diselesaikan maka sudah bisa ditetapkan dua KEK, yaitu di Palu dan Bitung.
"Kalau bisa selesai tahun ini sehingga para investor itu sudah bisa melakukan perjanjian kerjasama dengan pemda dan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah,red)," kata Luky.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa pada kesempatan itu menyampaikan bahwa pihaknya menerima laporan yang disampaikan oleh tim KEK yang tergabung dalam Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI).
Dia mengatakan hasil laporan menunjukkan perkembangan usulan Kawasan Ekonomi Khusus sudah berjalan sesuai dengan rencana.
"Kita melaksanakan ekonomi khusus, ada sejumlah pengajuan kawasan ekonomi khusus dan ada evaluasi yang diberikan menunjukkan progres KEK sudah 'on the track'," kata Hatta. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Total investasi untuk KEK Bitung adalah sekitar Rp12 triliun hingga Rp13 triliun. Jadi, nilai investasi itu berasal dari enam perusahaan atau investor utama untuk KEK Bitung," kata Luky di Jakarta, Jumat.
Pernyataan tersebut dia sampaikan usai rapat koordinasi (Rakor) "Evaluasi Pengusulan Kawasan Ekonomi Khusus" di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Menurut Luky, hingga saat ini sudah ada enam investor utama untuk KEK Bitung yang sudah teridentifikasi, namun nantinya jumlah itu mungkin akan bertambah.
"Kalau untuk KEK Bitung itu banyak investornya, tetapi ada enam investor besar, yaitu PT. Brandwood, Bitung Industrial Estate, PT. Weda Bay Nickel, Lippo Group, Citicorp, dan PT. Mapalus Makawanau," ujarnya.
Selanjutnya, dia memaparkan masing-masing sektor pengembangan dan tahap persiapan dari masing-masing investor utama untuk KEK Bitung tersebut.
"PT Brandwood itu perusahaan farmasi Amerika dan mereka sepertinya sudah serius dan sudah punya kantor perwakilan di Manado. Kemudian, Bitung Industrial Estate bergerak di bidang logistik dan industri perikanan," jelasnya.
Sementara itu, kata dia, PT Weda Bay Nickel bergerak di sektor logistik alat-alat penambangan dan memiliki pertambangan di Halmahera, Sulawesi Utara.
"Mungkin logistik dan peralatannya akan digunakan di KEK Bitung itu. Bahkan, PT Wedha Bay Nikel sudah menguasai lahan seluas 22 hektar dan sudah ada kantor di lokasi," ungkapnya.
"Sedangkan, Lippo Group itu untuk aneka industri dan logistik dan mereka telah memiliki kantor perwakilan di Manado untuk menyiapkan rencana investasi di KEK Bitung," lanjutnya.
Selain itu, dua investor utama lainnya, adalah Citicorp yang bergerak di sektor aneka indutri dan PT. Mapalus Makawanau yang berkecimpung di industri karbon aktif.
"Dari komunikasi yang kami lakukan, para investor ini sudah mengkonfirmasi dan mereka pasti masuk dan sudah sangat menunggu ketetapan dari KEK Bitung," kata Luky.
Pada kesempatan itu, Luky pun menyampaikan bahwa lahan untuk Kawasan Ekonomi Khusus Palu dan Bitung sudah siap, baik dari segi rencana tata ruang wilayah (RTRW) maupun masalah pembebasan lahan.
"Untuk lahan KEK sudah siap. Namun, sekarang ini untuk lahan 'section' dua untuk tol Manado-Bitung, pemda dan Kementerian Pekerjaan Umum harus mempercepat pembebasan lahan," katanya.
Dia menambahkan, setelah PP (peraturan pemerintah) dari KEK segera diselesaikan maka sudah bisa ditetapkan dua KEK, yaitu di Palu dan Bitung.
"Kalau bisa selesai tahun ini sehingga para investor itu sudah bisa melakukan perjanjian kerjasama dengan pemda dan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah,red)," kata Luky.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa pada kesempatan itu menyampaikan bahwa pihaknya menerima laporan yang disampaikan oleh tim KEK yang tergabung dalam Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI).
Dia mengatakan hasil laporan menunjukkan perkembangan usulan Kawasan Ekonomi Khusus sudah berjalan sesuai dengan rencana.
"Kita melaksanakan ekonomi khusus, ada sejumlah pengajuan kawasan ekonomi khusus dan ada evaluasi yang diberikan menunjukkan progres KEK sudah 'on the track'," kata Hatta. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013