Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengekspor bunga pala atau fuli 30 ton ke Jeman dan Belanda pada akhir bulan Mei 2021.

"Bunga pala yang diekspor ke Jerman sebanyak 20 ton dan mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar 444.950 dolar AS," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Sulut Edwin Kindangen, di Manado, Senin.

Sedangkan yang diekspor ke Belanda, kata dia, hanya sebanyak 10 ton dengan nilai devisa sebesar 222.000 dolar AS.

Edwin mengatakan permintaan bunga pala dari Jerman dan Belanda cukup tinggi, karena konsumsi di negara tersebut di atas rata-rata.

"Kami berharap pengekspor asal Sulut akan terus meningkatkan kualitas dan kuantitas produk bunga pala, sehingga permintaan dari negara-negara bagian Eropa bisa terpenuhi setiap saat," jelasnya.

Ia menjelaskan bunga pala asal Sulut yang paling terkenal di dunia yakni Pala Siau dari Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut.

"Harus diakui produksi bunga pala dari kepulauan tersebut sangat baik dan memenuhi permintaan pasar internasional," katanya.

Produk bunga pala asal Sulut sebelum diekspor telah memenuhi persyaratan pemeriksaan layak ekspor ke pasar internasional.

Pemerintah, katanya, akan terus memberikan pelayanan yang terbaik dalam pengurusan Surat Keterangan Asal (SKA) bagi para pengekspor di Sulut.

Pewarta: Nancy Lynda Tigauw

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021