Sejumlah pedagang bunga di Cianjur, Jawa Barat, mengalami penurunan penjualan sejak tiga bulan terakhir karena tingginya kasus positif COVID-19 di beberapa wilayah.

Iyus (57), pedagang bunga di Jalan Lingkar Timur, Cianjur, di Cianjur, Senin, mengatakan sejak pandemi setahun yang lalu, tingkat penjualan bunga berbagai jenis terutama jenis aglonema dan antarium mengalami peningkatan yang cukup tinggi.

"Setiap harinya banyak pembeli yang datang, hingga tiga bulan terakhir, jumlahnya kembali menurun, karena tingginya penularan di sejumlah wilayah yang kembali menerapkan pembatasan sosial," katanya.

Ia menjelaskan, sebelum penularan kembali tinggi tiga bulan yang lalu, angka penjualan per hari mencapai ratusan tanaman dengan keuntungan mencapai Rp1 juta per hari.

"Kalau saat ini, angka penjualan terus menurun, paling dalam satu hari hanya beberapa jenis bunga yang terjual dengan harga bervariatif mulai dari Rp50.000 hingga Rp150.000 per pot," katanya.

Namun, menurunnya tingkat penjualan bunga, tidak membuat pedagang berhenti berjualan, karena beberapa diantaranya tetap mendapat pembeli dengan cara menawarkan bunga secara daring di media sosial.

Deni Rusdian (28), seorang diantaranya yang membuka lapak di Jalan Lingkar Timur, tetap menjual bunga berbagai jenis hingga puluhan pot, meski tidak setinggi bulan-bulan sebelumnya, yang mendapat pesanan dari lokal hingga luar kota yang mencapai ratusan pot.

Saat ini, lanjut dia, bunga aglonema jenis Villo, antarium, Kalatea dan jenis Begonia itu, ditawarkan melalui akun media sosial seperti Instagram maupun Facebook dengan harga mulai dari Rp50.000 per pot.

"Pembeli tidak usah datang, cukup pesan lewat media sosial, kami akan mengirim bunga melalui jasa pengiriman. Setiap harinya, paling sedikit 20 pot bunga berbagai jenis di kirim ke luar kota seperti Bandung dan Jabodetabek," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021