Setelah aplikasi taksi daring Didi Chuxing ditangguhkan, dua platform China lainnya, Boss Zhipin dan Yunmanman and Huochebang, dikenai sanksi yang sama setelah melakukan penawaran saham perdana (IPO) di lantai bursa Amerika Serikat.
Badan Siber China (CAC), Senin (5/7), telah melakukan pemeriksaan terhadap kedua platform tersebut karena dianggap berisiko terhadap keamanan data nasional.
Boss Zhipin merupakan aplikasi daring pencarian kerja, sedangkan Yunmanman and Huochebang sebagai penyedia jasa angkutan barang di bawah perusahaan Full Truck Alliance.
Sebelumnya, aplikasi taksi daring terbesar China Didi Chuxing juga dikenai sanksi yang sama atas dugaan pelanggaran kebocoran data konsumen.
Beberapa operator yang disasar aparat merupakan perusahaan besar China yang baru-baru ini meluncurkan IPO di pasar modal AS sehingga memicu kekhawatiran terhadap keamanan data nasional China, tulis Global Times, Selasa.
Didi meluncurkan IPO di Bursa Saham New York (NYSE) pada 30 Juni.
Sebelumnya Boss Zhipin melantai di bursa saham Nasdaq pada 11 Juni. Lalu Truck Aliance yang menghubungkan pengirim barang dengan sopir truk mengawali debutnya di lantai bursa saham AS itu pada 22 Juni.
Pendaftaran pengguna baru di tiga platform akan dihentikan selama pemeriksaan guna menghindari risiko penyebaran data konsumen, demikian CAC.
Para pengamat China mencurigai AS akan memaksa perusahaan China menyerahkan data setelah mengamati rekam jejak AS yang tidak berhenti memaksa para pebisnis China.
Senada dengan pernyataan itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan bahwa AS membuka pintu kembali kepada perusahaan China untuk mendapatkan data pengguna secara ilegal.
"AS itu ancaman terbesar keamanan siber global," ujarnya dalam pengarahan pers di Beijing, Senin (5/7).
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
Badan Siber China (CAC), Senin (5/7), telah melakukan pemeriksaan terhadap kedua platform tersebut karena dianggap berisiko terhadap keamanan data nasional.
Boss Zhipin merupakan aplikasi daring pencarian kerja, sedangkan Yunmanman and Huochebang sebagai penyedia jasa angkutan barang di bawah perusahaan Full Truck Alliance.
Sebelumnya, aplikasi taksi daring terbesar China Didi Chuxing juga dikenai sanksi yang sama atas dugaan pelanggaran kebocoran data konsumen.
Beberapa operator yang disasar aparat merupakan perusahaan besar China yang baru-baru ini meluncurkan IPO di pasar modal AS sehingga memicu kekhawatiran terhadap keamanan data nasional China, tulis Global Times, Selasa.
Didi meluncurkan IPO di Bursa Saham New York (NYSE) pada 30 Juni.
Sebelumnya Boss Zhipin melantai di bursa saham Nasdaq pada 11 Juni. Lalu Truck Aliance yang menghubungkan pengirim barang dengan sopir truk mengawali debutnya di lantai bursa saham AS itu pada 22 Juni.
Pendaftaran pengguna baru di tiga platform akan dihentikan selama pemeriksaan guna menghindari risiko penyebaran data konsumen, demikian CAC.
Para pengamat China mencurigai AS akan memaksa perusahaan China menyerahkan data setelah mengamati rekam jejak AS yang tidak berhenti memaksa para pebisnis China.
Senada dengan pernyataan itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan bahwa AS membuka pintu kembali kepada perusahaan China untuk mendapatkan data pengguna secara ilegal.
"AS itu ancaman terbesar keamanan siber global," ujarnya dalam pengarahan pers di Beijing, Senin (5/7).
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021