Pihak Kepolisian belum dapat memastikan identitas kedua terduga Daftar Pencarian Orang (DPO) Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso yang tewas dalam kontak tembak dengan satgas Madago Raya pada Minggu 11/07.

Waka Satgas Humas Operasi Madago Raya AKBP Bronto Budiono, Rabu malam, mengatakan kondisi jenazah yang sudah rusak menyulitkan proses identifikasi yang dilakukan pihak kepolisian.

"Dugaan sementara belum ada karena wajah sudah tidak bisa diketahui, kalau mungkin ada identitas lain mungkin diketahui karena tidak ada identitas lain, selain sidik jari maupun tes DNA sehingga menyusahkan tim Inavis," ungkapnya.

Bronto mengharapkan ada pihak keluarga yang datang ke pihak kepolisian untuk diambil sampel DNA, sehingga ada bukti pembanding dari dua jenazah dan keluarga.

"Paling cepat diketahui enam hari apabila ada sampel DNA dari keluarga teroris tersebut," terangnya

Hingga saat ini, Tim Inavis dan DVI Bidokkes Polda Sulteng masih bekerja untuk membandingkan sampel sidik jari yang telah didapatkan.

Sebelumnya, pada hari Minggu (11/7) sekitar pukul 03.30 Wita, terjadi kontak senjata antara Satgas Madago Raya dengan DPO MIT Poso yang mengakibatkan dua terduga teroris Poso tewas tertembak.

Baku tembak ini bermula dari adanya informasi satgas intel tentang adanya penampakan lima orang yang diduga teroris Poso. Satgas lantas mengintensifkan pencarian dengan menelusuri jejak yang ada.

Setelah memastikan itu adalah pelaku, tim langsung melakukan tindakan tegas terukur hingga dua terduga teroris Poso tewas.

Tidak hanya itu, dari lokasi kejadian, Satgas Madago Raya juga mengamankan barang bukti berupa amunisi, bom lontong, kompas, dan bendera.

"Pelaku lain melarikan diri dari upaya penyergapan. Akan tetapi, terdapat petunjuk adanya ceceran darah yang diduga berasal dari pelaku yang terkena tembakan," Didik Supranoto.

Pewarta: Rangga Musabar

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021