Borobudur, Jateng (Antara Bengkulu) - Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Purnomo Siswoprasetjo mengatakan, wisatawan ke Borobudur saat ini tak lagi cukup melihat warisan budaya dunia itu, akan tetapi juga berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya.

"Pengunjung Candi Borobudur dikenalkan dengan kebudayaan secara utuh, dengan potensinya, sehingga mereka juga tidak hanya datang melihat Candi Borobudur, tetapi juga berinteraksi dengan masyarakat," katanya di Borobudur, Jumat (11/10) malam.

Purnomo mengatakan hal itu saat memberikan sambutan pada pembukaan "Borobudur Community Expo" (11-13 Oktober 2013) di kawasan parkir PT Taman Wisata Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Ia mengemukakan bahwa interaksi wisatawan baik mancanegara maupun nusantara tersebut, antara lain melalui pementasan kesenian tradisional yang selama ini dilestarikan dan dikembangkan oleh masyarakat kawasan Candi Borobudur.

Selain itu, katanya, melalui produk kerajinan masyarakat yang berkualitas, kekhasan kuliner setempat, dan lingkungan kepariwisataan kawasan Candi Borobudur yang baik.

Ia mengemukakan berbagai upaya serius para pemangku kepentingan kepariwiastaan Candi Borobudur selama ini, untuk mengembangkan pariwisata setempat harus terus menerus dievaluasi agar pada masa mendatang semakin kondusif.

"Harus kita evaluasi terus menerus setiap waktu. Apa yang bisa dikembangkan dan kekurangan yang masih ada harus kita tutup," katanya.

Pada kesempatan itu, ia mengapresiasi penyelenggaraan "Borobudur Community Expo" yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan kepariwisataan Candi Borobudur.

"Ini bisa menjadi kegiatan rutin, diinfokan jauh hari ke pemangku kepentingan. Biro perjalanan wisata bisa membawa tamunya menyaksikan kegiatan ini. Kegiatan ini bisa menjadi daya dorong pengunjung," katanya.

Ketua Panitia "Borobudur Community Expo" Agus Anggoro Murti mengatakan bahwa kegiatan itu bagian upaya mengenalkan Borobudur sebagai salah satu tujuan wisata, produk kerajinan masyarakat, dan kesenian setempat.

"Harapannya setiap desa di sekitar Candi Borobudur berkembang menjadi destinasi wisata, sehingga lama tinggal wisatawan Borobudur yang selama ini antara dua hingga tiga jam, bisa menjadi lebih lama," katanya.

Pada kesempatan itu Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Firmansyah Rahim membuka kegiatan itu dengan pemukulan kendil. Pembukaan juga ditandai antara lain dengan kirab seni dan pentas sendratari. (Antara)

Pewarta: Oleh M. Hari Atmoko

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013