Bengkulu (Antara) - Kepolisian Resor Bengkulu masih menyelidiki pelaku teror bom melalui pesan singkat telepon seluler di Sekolah Tinggi Ilu Kesehatan (Stikes) Bengkulu.

"Masih diselidiki, karena ini sudah perbuatan melanggar hukum, membuat masyarakat resah," kata Kapolres Bengkulu AKBP Iksantyo Bagus Pramono, Kamis.

Ia mengatakan, meski tim Gegana Brimob Polda Bengkulu telah menyisir bangunan sekolah dan tidak menemukan tanda-tanda bom, kasus ini tetap diselidiki.

Jangan sampai kata dia, ancaman serupa dari pelaku yang tidak bertanggung jawab juga terjadi pada tempat-tempat lainnya di daerah ini.

"Setelah dilakukan penyisiran ke seluruh bagian bangunan sekolah, tidak ditemukan adanya bom, seperti ancaman yang diterima pengurus sekolah," ungkapnya.

Sebelumnya pada Rabu (16/10), sejumlah staf Stikes menerima pesan singkat lewat telepon seluler tentang adanya bom di kampus itu.

Teror bom lewat telepon seluler pada pukul 12.01 WIB saat sebagian besar mahasiswa sudah menyelesaikan perkuliahan.

Sedangkan sebanyak 150 orang mahasiswa yang berada di lima ruang dipulangkan lebih awal.

"Saya menerima pesan singkat lewat telepon seluler sekitar pukul 12.01 WIB yang menginformasikan bahwa ada bom yang diletakkan di sekitar kampus," kata Wakil Ketua Stikes Bhakti Husada, Asrizal.

Isi pesan singkat tersebut "Kampus Anda STIKES Bhakti Husada hati-hati. Karena orang kami telah meletakkan bom di kampus anda sebelum ada korban. Ini serius".

Tidak hanya Asrizal, teror melalui pesan singkat juga diterima dua orang staf Stikes lainnya yakni, Agus dan Fitri.

Pesan singkat tersebut dikirim oleh Orang Tidak Dikenal (OTD) melalui kartu telkomsel bernomor 082372095389.

Mendapatkan ancaman bom tersebut, Ketua Stikes Bhakti Husada, Rusdiandi melaporkan ancaman tersebut ke Polda Bengkulu.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013