INKUD-PERUSAHAAN CHINA KERJA SAMA PRODUKSI MINYAK SAWIT
Beijing (Antara Bengkulu) - Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) dan Grup China National Food Industry sepakat untuk bekerja sama membangun pabrik minyak sawit dan tapioka untuk meningkatkan kesejahteraan petani sawit di Indonesia.
Kesepakatan itu dituangkan dalam nota kesepahaman antara Inkud dan China National Food Industry yang ditandatangani Kepala Inkud Herman YL Wutun dan Kepala China National Food Industry Cai Yongfeng disaksikan Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia Imron Cotan, di Beijing, Kamis.
Kepala Inkud Herman mengatakan kerja sama itu berupa pembangunan pabrik kecil yang mengolah kelapa sawit menjadi minyak goreng, di beberapa desa.
"Selama ini, para petani sawit mengalami kesulitan untuk menjangkau pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit. Sehingga komoditi yang dibawanya rusak di jalan, hingga nilainya pun turun, sehingga pendapatan petani sawit pun menurun," ungkapnya.
Herman menambahkan, "untuk itu guna mendekatkan petani dengan pabrik pengolahannya, maka dibangun pabrik-pabrik mini di beberapa desa sehingga petani tidak perlu terlalu jauh menjangkau pabrik besar yang relatif jauh dari tempat tinggal dan perkebunannya,".
Pabrik mini pengolahan kelapa sawit itu akan memproduksi sekitar 40 ton buah tandan segar setiap hari.
Direktur Inkud Yuzri Suhud mengatakan untuk pembangunan pabrik mini lengkap dengan segala fasilitasnya itu dibutuhkan dana sekitar Rp700 juta yang berdiri atas lahan sekitar setengah hektare.
"Sebelumnya proyek serupa juga sudah dijalankan di Jambi. Kali ini di Jambi pula namun berbeda lokasi desanya," ungkapnya.
Yuzri mengatakan untuk proyek tahap pertama melibatkan enam KUD (koperasi unit desa) dan pada proyek kedua kali ini akan melibatkan 20 KUD.
Sementara itu Kepala China National Food Industry Cai Yongfeng mengatakan China masih sangat membutuhkan minyak sawit.
"Selama ini kami mengimpor dari Vietnam dan Thailand, namun itu belum mencukupi untuk kebutuhan kami. Diharapkan dalam beberapa waktu mendatang, produk kelapa sawit Indonesia dapat masuk ke China," katanya.
Selain minyak sawit, disepakati pula kerja sama produksi tapioka. Untuk tahap awal akan dibangun pabrik
mini di Subang, Jawa Barat dengan kapasitas produksi 40 ton singkong basah per hari dan menghasilkan tepung tapioka 10 ton per hari. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
Beijing (Antara Bengkulu) - Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) dan Grup China National Food Industry sepakat untuk bekerja sama membangun pabrik minyak sawit dan tapioka untuk meningkatkan kesejahteraan petani sawit di Indonesia.
Kesepakatan itu dituangkan dalam nota kesepahaman antara Inkud dan China National Food Industry yang ditandatangani Kepala Inkud Herman YL Wutun dan Kepala China National Food Industry Cai Yongfeng disaksikan Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia Imron Cotan, di Beijing, Kamis.
Kepala Inkud Herman mengatakan kerja sama itu berupa pembangunan pabrik kecil yang mengolah kelapa sawit menjadi minyak goreng, di beberapa desa.
"Selama ini, para petani sawit mengalami kesulitan untuk menjangkau pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit. Sehingga komoditi yang dibawanya rusak di jalan, hingga nilainya pun turun, sehingga pendapatan petani sawit pun menurun," ungkapnya.
Herman menambahkan, "untuk itu guna mendekatkan petani dengan pabrik pengolahannya, maka dibangun pabrik-pabrik mini di beberapa desa sehingga petani tidak perlu terlalu jauh menjangkau pabrik besar yang relatif jauh dari tempat tinggal dan perkebunannya,".
Pabrik mini pengolahan kelapa sawit itu akan memproduksi sekitar 40 ton buah tandan segar setiap hari.
Direktur Inkud Yuzri Suhud mengatakan untuk pembangunan pabrik mini lengkap dengan segala fasilitasnya itu dibutuhkan dana sekitar Rp700 juta yang berdiri atas lahan sekitar setengah hektare.
"Sebelumnya proyek serupa juga sudah dijalankan di Jambi. Kali ini di Jambi pula namun berbeda lokasi desanya," ungkapnya.
Yuzri mengatakan untuk proyek tahap pertama melibatkan enam KUD (koperasi unit desa) dan pada proyek kedua kali ini akan melibatkan 20 KUD.
Sementara itu Kepala China National Food Industry Cai Yongfeng mengatakan China masih sangat membutuhkan minyak sawit.
"Selama ini kami mengimpor dari Vietnam dan Thailand, namun itu belum mencukupi untuk kebutuhan kami. Diharapkan dalam beberapa waktu mendatang, produk kelapa sawit Indonesia dapat masuk ke China," katanya.
Selain minyak sawit, disepakati pula kerja sama produksi tapioka. Untuk tahap awal akan dibangun pabrik
mini di Subang, Jawa Barat dengan kapasitas produksi 40 ton singkong basah per hari dan menghasilkan tepung tapioka 10 ton per hari. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013