Bengkulu (Antara Bengkulu) - Longsor di tiga titik mengakibatkan akses warga Desa Lebong tandai ke Ibukota Kecamatan di Napalputih Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu terputus total.

"Ada tiga titik longsoran baru akibat hujan deras yang terjadi beberapa hari belakangan," kata Kepala Desa Lebongtandai Kecamatan Napalputih Kabupaten Bengkulu Utara, Kamarudin saat dihubungi dari Bengkulu, Sabtu.

Ia mengatakan longsor tersebut menutupi rel molek, sejenis lori yang merupakan bekas angkutan tambang emas zaman Belanda yang menjadi satu-satunya akses warga untuk keluar dan masuk desa.

Sebelumnya kata dia, terdapat tiga titik longsor yang sudah diperbaiki, namun saat ini bertambah tiga titik longsor lainnya.

Terdapat 230 kepala keluarga yang bermukim di Desa Lebongtandai yang saat ini terisolir akibat longsor tersebut.

"Untuk sementara keluar dan masuk dengan berjalan kaki sejauh lebih kurang 30 kilometer, karena molek tidak bisa beroperasi," tambahnya.

Ia mengharapkan pemerintah segera mengatasi longsor tersebut, sebab saat ini masyarakat terancam kekurangan bahan pangan.

Saat ini kata dia, harga-harga bahan pokok sudah mengalami kenaikan 100 persen.

Warga melintas kawasan hutan naik turun jurang mengangkut bahan makanan seperti beras dan minyak goreng selama lima jam.

Seorang warga Lebong Tandai, Sofian mengatakan, kondisi warga daerah itu memprihatinkan, baik dari sektor pasokan bahan makanan maupun sarana anak sekolah sangat minim.

"Kami mengharapkan pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara secepatnya memperbaiki sarana transportasi tersebut," katanya. (Antara)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013