Bengkulu (Antara Bengkulu) - Sepanjang 30 meter jalan lintas barat tepatnya di wilayah Urai-Serangai Kabupaten Bengkulu Utara, ambles ke tebing sisi kanan jalan sehingga mengakibatkan jalur tersebut tidak dapat dilalui kendaraan roda empat.
"Jalan itu ambles subuh tadi, dan saat ini tidak bisa dilalui kendaraan roda empat," kata Kepala Dinas Pekerjaan umum Provinsi Bengkulu Azwar Boerhan, di Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan jalur yang ambles tersebut di bawah pengelolaan Balai Jalan Nasional Wilayah I Bengkulu di bawah Kementerian Pekerjaan Umum.
Jalur tersebut merupakan jalur pengganti, setelah jalur sebelumnya ambles akibat abrasi.
Pembangunan jalan tersebut dimulai pada 2010 dan baru dihotmix belum lama ini. Boerhan menduga, struktur tanah kurang padat sebab lokasi tersebut merupakan lahan gambut yang ditimbun.
"Jadi itu bencana alam, karena lokasinya memang lahan gambut dengan kedalaman tertentu mencapai 30 sampai 40 meter, jadi ambles," katanya.
Ia menambahkan, Dirjen Binamarga dalam 20 tahun terakhir sudah mengantisipasi ruas jalan Bintunan-Ketahun yang rawan abrasi pantai barat.
Jalur yang ada saat ini merupakan pengganti yang dibangun di atas lahan gambut sehingga kondisi jalan labil.
Saat ini kata dia, pihak Balai Jalan Nasional Wilayah I sudah mengerahkan alat berat ke lokasi tersebut untuk melakukan penimbunan ulang.
Untuk sementara, jalur alternatif yang dapat dilalui pengendara roda empat yakni jalur Batiknau-Pasar Ketahun.
"Lebih aman lewat jalur ini karena jalur yang ambles saat ini memang sering labil dan membahayakan pengguna jalan," tambahnya.
Boerhan yang masih berada di Jakarta menambahkan, saat ini anggota TNI dan Kepolisian sudah mengarahkan pengguna jalan lintas barat untuk mengambil jalur alternatif Batiknau-Ketahun.
Sementara para pengendara roda dua masih dapat melalui jalur tersebut dengan berhati-hati.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Jalan itu ambles subuh tadi, dan saat ini tidak bisa dilalui kendaraan roda empat," kata Kepala Dinas Pekerjaan umum Provinsi Bengkulu Azwar Boerhan, di Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan jalur yang ambles tersebut di bawah pengelolaan Balai Jalan Nasional Wilayah I Bengkulu di bawah Kementerian Pekerjaan Umum.
Jalur tersebut merupakan jalur pengganti, setelah jalur sebelumnya ambles akibat abrasi.
Pembangunan jalan tersebut dimulai pada 2010 dan baru dihotmix belum lama ini. Boerhan menduga, struktur tanah kurang padat sebab lokasi tersebut merupakan lahan gambut yang ditimbun.
"Jadi itu bencana alam, karena lokasinya memang lahan gambut dengan kedalaman tertentu mencapai 30 sampai 40 meter, jadi ambles," katanya.
Ia menambahkan, Dirjen Binamarga dalam 20 tahun terakhir sudah mengantisipasi ruas jalan Bintunan-Ketahun yang rawan abrasi pantai barat.
Jalur yang ada saat ini merupakan pengganti yang dibangun di atas lahan gambut sehingga kondisi jalan labil.
Saat ini kata dia, pihak Balai Jalan Nasional Wilayah I sudah mengerahkan alat berat ke lokasi tersebut untuk melakukan penimbunan ulang.
Untuk sementara, jalur alternatif yang dapat dilalui pengendara roda empat yakni jalur Batiknau-Pasar Ketahun.
"Lebih aman lewat jalur ini karena jalur yang ambles saat ini memang sering labil dan membahayakan pengguna jalan," tambahnya.
Boerhan yang masih berada di Jakarta menambahkan, saat ini anggota TNI dan Kepolisian sudah mengarahkan pengguna jalan lintas barat untuk mengambil jalur alternatif Batiknau-Ketahun.
Sementara para pengendara roda dua masih dapat melalui jalur tersebut dengan berhati-hati.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013