Kementerian kesehatan Palestina mengatakan pada Minggu bahwa pihaknya telah mengidentifikasi kasus pertama varian Omicron COVID-19 di Jalur Gaza.
Pengidap virus itu adalah warga Gaza yang terinfeksi di wilayah pesisir, kata pejabat kementerian Majdi Dhair dalam konferensi pers.
Dhair mengatakan penularan ini berarti varian tersebut, yang pertama kali diidentifikasi di Afrika selatan dan Hong Kong bulan lalu, ada di Gaza dan sekarang menyebar di antara penduduk. Penemuan ini menimbulkan tantangan baru bagi sistem kesehatan yang kurang berkembang di daerah kantong itu.
"Kami menghadapi hari-hari sulit. Diperkirakan varian Omicron akan menyebar dengan cepat," katanya kepada wartawan.
Gaza yang berpenduduk 2,2 juta orang telah mencatat 189.837 kasus infeksi COVID-19 dan 1.691 kematian.
Dhair mendesak warga Gaza untuk divaksin, seraya menyatakan bahwa persentase mereka yang telah menerima suntikan sekitar 40 persen.
Di Tepi Barat yang diduduki Israel, tiga kasus varian Omicron telah terdeteksi di antara warga Palestina pada 16 Desember dan jumlahnya meningkat menjadi 23 orang di antara 3,1 juta penduduk, kata otoritas kesehatan Palestina.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
Pengidap virus itu adalah warga Gaza yang terinfeksi di wilayah pesisir, kata pejabat kementerian Majdi Dhair dalam konferensi pers.
Dhair mengatakan penularan ini berarti varian tersebut, yang pertama kali diidentifikasi di Afrika selatan dan Hong Kong bulan lalu, ada di Gaza dan sekarang menyebar di antara penduduk. Penemuan ini menimbulkan tantangan baru bagi sistem kesehatan yang kurang berkembang di daerah kantong itu.
"Kami menghadapi hari-hari sulit. Diperkirakan varian Omicron akan menyebar dengan cepat," katanya kepada wartawan.
Gaza yang berpenduduk 2,2 juta orang telah mencatat 189.837 kasus infeksi COVID-19 dan 1.691 kematian.
Dhair mendesak warga Gaza untuk divaksin, seraya menyatakan bahwa persentase mereka yang telah menerima suntikan sekitar 40 persen.
Di Tepi Barat yang diduduki Israel, tiga kasus varian Omicron telah terdeteksi di antara warga Palestina pada 16 Desember dan jumlahnya meningkat menjadi 23 orang di antara 3,1 juta penduduk, kata otoritas kesehatan Palestina.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021