Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) menginformasikan sebanyak 123 kasus positif COVID-19 yang telah dinyatakan sebagai varian Omicron melalui pengurutan menyeluruh genom (WGS) yang dilakukan oleh Institut Riset Pengobatan (IMR).

Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamalludin mengemukakan hal itu dalam jumpa pers di Kuala Lumpur, Kamis.

Berdasarkan data pertama yang masuk dari 123 tersebut ,  sebanyak 44 kasus merupakan penularan impor dengan rincian sebanyak 29 kasus dari Arab Saudi, lima kasus dari Uni Emirat Arab (UAE), lima kasus dari Kazakhstan, tiga kasus dari Inggris, satu kasus dari Amerika Serikat dan satu kasus dari dari Tanzania.

"Tes WGS atas sampel-sampel yang menunjukkan kemungkinan varian Omicron masih dijalankan dan KKM akan memberi perkembangan terkini berhubungan konfirmasi varian Omicron dari waktu ke waktu," katanya.

Sedangkan berdasarkan data kedua yang masuk disela-sela penyelenggaraan jumpa pers, IMR juga telah mengkonfirmasi 72 lagi kasus positif COVID-19 dengan varian Omicron dan 59 diantaranya adalah dari Arab Saudi.

"Perincian lanjut mengenai keputusan terbaru ini akan diumumkan oleh KKM dalam waktu dekat," katanya.

Pada kesempatan yang sama Khairy juga melaporkan tujuh kasus positif COVID-19 penularan lokal di Sarawak yang telah dikonfirmasi sebagai varian Omicron oleh Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS).

Dengan keputusan-keputusan terbaru ini, ujar dia, jumlah kumulatif kasus positif COVID-19 yang terdeteksi varian Omicron di Malaysia adalah sebanyak 245 kasus.

Dari jumlah tersebut 233 kasus merupakan penularan impor dari luar negeri manakala 12 kasus lagi merupakan penularan setempat.

Dari keseluruhan kasus varian Omicron yang dilaporkan sebanyak 157 kasus (64.08 persen) merupakan jamaah umrah.
 

Pewarta: Agus Setiawan

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022