Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Hidayatullah Muttaqin SE, MSI, Pg.D mengingatkan pemerintah dan masyarakat untuk waspada dengan lonjakan kasus COVID-19 setelah munculnya varian Omicron.

"Saat ini kasus COVID-19 yang terkait varian Omicron di Indonesia berdasarkan data GISAID sudah sebanyak 851 kasus. Naik 12,7 kali lipat dibandingkan kasus yang tercatat pada 1 Januari 2022," kata Hidayatullah di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu.

Dipaparkan Muttaqin, jumlah kasus konfirmasi COVID-19 pada periode pekan kedua 10-16 Januari sebanyak 4.910 atau meningkat 57 persen dibandingkan periode pekan pertama 3-9 Januari 2022.

Sementara kasus pada minggu pertama ini naik 115 persen dibanding periode 27 Desember 2021 sampai 2 Januari 2022.

Jumlah pasien rawat inap di Indonesia pun mengalami kenaikan dari 1.911 pada 1 Januari menjadi 4.753 orang per 17 Januari 2022.

"Situasi ini menunjukkan selama selisih dua pekan kasus konfirmasi naik 3,4 kali lipat. Lonjakan kasus terjadi sebagai akibat dari pelonggaran selama liburan akhir tahun 2021 serta masuk dan menyebarnya varian Omicron," paparnya.

Menurut Muttaqin, situasi ini cukup mencemaskan karena telah terjadi transmisi lokal untuk penularan Omicron. Apalagi pembelajaran tatap muka di sekolah telah berjalan di tengah lonjakan kasus.

Untuk itulah, dia berharap pemerintah dapat memproteksi anak didik dengan terlebih dahulu memberikan vaksinasi lengkap baru kemudian siswa dapat bersekolah dengan penerapan dan pengawasan protokol kesehatan yang ketat.

"Masih longgarnya mobilitas penduduk dan pelaksanaan PTM dapat menjadi katalisator percepatan transmisi varian Omicron ke seluruh wilayah Indonesia," cetusnya.

Pewarta: Firman

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022