Satu keluarga di Cianjur, Jawa Barat, tertimbun bangunan rumah yang roboh akibat tertimpa tembok pembatas rumah setinggi empat meter, dua orang penghuni meninggal dunia dan anggota keluarga lainnya mengalami luka-luka.
Sekretaris BPBD Cianjur Rudi Wibowo di Cianjur Minggu mengatakan ambruknya tembok pembatas rumah tersebut terjadi saat hujan turun deras dengan intensitas lebih dari dua jam, sehingga membuat tembok pembatas rumah setinggi empat meter di Kampung Bakom, Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi, ambruk.
"Tembok pembatas itu, langsung menghantam rumah di bawahnya, hingga roboh. Satu keluarga sempat tertimbun bangunan rumah yang nyaris rata dengan tanah. Relawan, aparat dan warga setempat langsung melakukan evakuasi dengan alat seadanya," katanya.
Satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri Yayan dan Eti serta dua anaknya, atas nama Murpitasari (11) dan Nazwa Mufita (4), sempat tertimbun selama beberapa puluh menit. Saat berhasil dievakuasi, kedua anaknya ditemukan sudah tidak bernyawa, sedangkan Eti mengalami luka serius.
Eti dibawa ke RSUD Cimacan, untuk mendapatkan pertolongan medis karena luka yang diderita, sedangkan Yayan diungsikan ke rumah tetangga karena hanya mengalami luka ringan.
"Kejadiannya tiba-tiba, sehingga satu keluarga yang berada di dalam rumah, tidak sempat menyelamatkan diri. Dua anak pemilik rumah meninggal dunia, istrinya menjalani perawatan di RSUD Cimacan," katanya.
Sementara keterangan saksi mata warga sekitar, sempat mendengar suara dentuman yang cukup keras, ketika tembok tinggi pembatas rumah itu ambruk menghantam rumah keluarga Yayan yang saat itu sedang berada di dalam rumah dan tidak sempat keluar.
"Sebagian besar warga berdiam diri di rumah karena sejak pagi hujan turun deras, kami baru tahu setelah mendengar suara dentuman cukup keras. Saat keluar rumah, kami mendapati rumah Yayan sudah ambruk tertimpa tembok pembatas di bagian belakang rumah," kata Edon (38), saksi mata warga sekitar.
Dia bersama warga lainnya berusaha melakukan evakuasi, meski terkendala dengan peralatan dan bangunan yang nyaris rata dengan tanah. Setelah relawan dan aparat TNI/Polri datang, satu persatu tubuh keluarga Yayan berhasil dikeluarkan.
"Kedua anak perempuan Yayan meninggal dunia karena tertimpa bangunan rumah yang ambruk dan tembok yang roboh, sedangkan Eti yang ditemukan di posisi bersama anaknya itu selamat, meski mengalami luka parah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022
Sekretaris BPBD Cianjur Rudi Wibowo di Cianjur Minggu mengatakan ambruknya tembok pembatas rumah tersebut terjadi saat hujan turun deras dengan intensitas lebih dari dua jam, sehingga membuat tembok pembatas rumah setinggi empat meter di Kampung Bakom, Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi, ambruk.
"Tembok pembatas itu, langsung menghantam rumah di bawahnya, hingga roboh. Satu keluarga sempat tertimbun bangunan rumah yang nyaris rata dengan tanah. Relawan, aparat dan warga setempat langsung melakukan evakuasi dengan alat seadanya," katanya.
Satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri Yayan dan Eti serta dua anaknya, atas nama Murpitasari (11) dan Nazwa Mufita (4), sempat tertimbun selama beberapa puluh menit. Saat berhasil dievakuasi, kedua anaknya ditemukan sudah tidak bernyawa, sedangkan Eti mengalami luka serius.
Eti dibawa ke RSUD Cimacan, untuk mendapatkan pertolongan medis karena luka yang diderita, sedangkan Yayan diungsikan ke rumah tetangga karena hanya mengalami luka ringan.
"Kejadiannya tiba-tiba, sehingga satu keluarga yang berada di dalam rumah, tidak sempat menyelamatkan diri. Dua anak pemilik rumah meninggal dunia, istrinya menjalani perawatan di RSUD Cimacan," katanya.
Sementara keterangan saksi mata warga sekitar, sempat mendengar suara dentuman yang cukup keras, ketika tembok tinggi pembatas rumah itu ambruk menghantam rumah keluarga Yayan yang saat itu sedang berada di dalam rumah dan tidak sempat keluar.
"Sebagian besar warga berdiam diri di rumah karena sejak pagi hujan turun deras, kami baru tahu setelah mendengar suara dentuman cukup keras. Saat keluar rumah, kami mendapati rumah Yayan sudah ambruk tertimpa tembok pembatas di bagian belakang rumah," kata Edon (38), saksi mata warga sekitar.
Dia bersama warga lainnya berusaha melakukan evakuasi, meski terkendala dengan peralatan dan bangunan yang nyaris rata dengan tanah. Setelah relawan dan aparat TNI/Polri datang, satu persatu tubuh keluarga Yayan berhasil dikeluarkan.
"Kedua anak perempuan Yayan meninggal dunia karena tertimpa bangunan rumah yang ambruk dan tembok yang roboh, sedangkan Eti yang ditemukan di posisi bersama anaknya itu selamat, meski mengalami luka parah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022