Kerontokan rambut dapat dipicu berbagai faktor, termasuk kebiasaan keramas terlalu sering hingga terinfeksi COVID-19, kata dokter spesialis kulit dan kelamin dr. Cynthia Natalia Wibowo, Sp.KK dalam webinar, Jumat.
Dokter anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) itu menyampaikan, keramas terlalu sering, misalnya tiga kali dalam sehari, dapat menimbulkan kekeringan pada kepala karena minyak alami pada rambut menjadi berkurang.
"Pemilihan sampo juga penting, untuk sehari-hari pakai mild sampo, penting juga untuk memakai kondisioner," kata Cynthia.
Proses pengeringan rambut juga berpengaruh dalam kerontokan. Rambut yang dikeringkan dengan hair dryer atau sering dicatok lebih rentan kering dan rapuh, sehingga lebih mudah rontok.
Rambut rontok juga dapat dipengaruhi oleh penyintas penyakit infeksi termasuk COVID-19 dan demam berdarah. Cynthia menjelaskan, rambut rontok wajah terjadi setelah seseorang terinfeksi.
"Istilahnya telogen affluvium," katanya.
Tapi kejadiannya tidak serta merta, rambut rontok bisa saja baru disadari ketika beberapa pekan telah berselang sejak pasien mengalami demam. Stres pada tubuh, misalnya perubahan hormon setelah melahirkan, juga dapat merangsang telogen affluvium sehingga rambut menjadi rontok.
Kerontokan juga bisa disebabkan oleh penyakit autoimun, kondisi yang disebut Alopecia areata. Ciri-cirinya adalah pitak di berbagai tempat. Kondisi ini kerap menimpa anak-anak. 80 persen penderitanya akan sembuh sendiri meski tak diketahui pasti berapa lama waktu yang dibutuhkan.
Dia menjelaskan, pertumbuhan rambut terdiri dari tiga fase, yakni fase pertumbuhan yang disebut anagen, fase katagen yang merupakan transisi dan fase telogen di mana rambut rontok.
Biasanya ada 100.000 helai rambut di kepala dan kerontokan 100 lembar per hari masih dianggap normal. Seseorang bisa mencoba "pull test" dengan cara memegang sejumput rambut dengan dua jari, lalu menariknya. Bila ada beberapa helai rambut rontok meski tarikannya tidak kencang, ada baiknya memeriksakan diri ke dokter.
Untuk mencegah rambut rontok, dia berpesan agar merawat rambut dengan memakai sampo dan kondisioner demi menjaga kesehatan batang rambut. Disarankan untuk memakai produk terpisah, bukan produk 2-in-1. Saat keramas, sampo tak hanya dipakai untuk membersihkan rambut, tetapi juga kulit kepala. Sementara kondisioner hanya dipakai di rambut, bukan kulit kepala.
Konsumsilah makanan yang mengandung nutrisi untuk meningkatkan keratin dalam tubuh, zinc dan juga vitamin D. Sayuran hijau seperti bayam dapat menjadi pilihan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022
Dokter anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) itu menyampaikan, keramas terlalu sering, misalnya tiga kali dalam sehari, dapat menimbulkan kekeringan pada kepala karena minyak alami pada rambut menjadi berkurang.
"Pemilihan sampo juga penting, untuk sehari-hari pakai mild sampo, penting juga untuk memakai kondisioner," kata Cynthia.
Proses pengeringan rambut juga berpengaruh dalam kerontokan. Rambut yang dikeringkan dengan hair dryer atau sering dicatok lebih rentan kering dan rapuh, sehingga lebih mudah rontok.
Rambut rontok juga dapat dipengaruhi oleh penyintas penyakit infeksi termasuk COVID-19 dan demam berdarah. Cynthia menjelaskan, rambut rontok wajah terjadi setelah seseorang terinfeksi.
"Istilahnya telogen affluvium," katanya.
Tapi kejadiannya tidak serta merta, rambut rontok bisa saja baru disadari ketika beberapa pekan telah berselang sejak pasien mengalami demam. Stres pada tubuh, misalnya perubahan hormon setelah melahirkan, juga dapat merangsang telogen affluvium sehingga rambut menjadi rontok.
Kerontokan juga bisa disebabkan oleh penyakit autoimun, kondisi yang disebut Alopecia areata. Ciri-cirinya adalah pitak di berbagai tempat. Kondisi ini kerap menimpa anak-anak. 80 persen penderitanya akan sembuh sendiri meski tak diketahui pasti berapa lama waktu yang dibutuhkan.
Dia menjelaskan, pertumbuhan rambut terdiri dari tiga fase, yakni fase pertumbuhan yang disebut anagen, fase katagen yang merupakan transisi dan fase telogen di mana rambut rontok.
Biasanya ada 100.000 helai rambut di kepala dan kerontokan 100 lembar per hari masih dianggap normal. Seseorang bisa mencoba "pull test" dengan cara memegang sejumput rambut dengan dua jari, lalu menariknya. Bila ada beberapa helai rambut rontok meski tarikannya tidak kencang, ada baiknya memeriksakan diri ke dokter.
Untuk mencegah rambut rontok, dia berpesan agar merawat rambut dengan memakai sampo dan kondisioner demi menjaga kesehatan batang rambut. Disarankan untuk memakai produk terpisah, bukan produk 2-in-1. Saat keramas, sampo tak hanya dipakai untuk membersihkan rambut, tetapi juga kulit kepala. Sementara kondisioner hanya dipakai di rambut, bukan kulit kepala.
Konsumsilah makanan yang mengandung nutrisi untuk meningkatkan keratin dalam tubuh, zinc dan juga vitamin D. Sayuran hijau seperti bayam dapat menjadi pilihan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022