UEFA dilaporkan tengah mempertimbangkan opsi untuk memindahkan partai final Liga Champions musim ini di tengah kekhawatiran ketegangan Rusia-Ukraina yang bukan tidak mungkin berujung dengan konflik bersenjata.

Stadion Krestovsky di Saint Petersburg sedianya menjadi lokasi final Liga Champions 2021/22 pada 28 Mei nanti, yang sebetulnya mendapat giliran untuk musim sebelumnya tapi batal karena lonjakan kasus di tengah pandemi COVID-19.

Namun status tuan rumah final bagi kota markas Gazprom salah satu sponsor utama Liga Champions itu kembali dibayang-bayangi pembatalan menyusul ketegangan yang terus meningkat antara Rusia dan pemerintah negara-negara Barat, demikian laporan ESPN, Selasa.

Pemerintah Inggris dan Uni Eropa dalam 24 jam terakhir telah mengeluarkan peringatan kesiapan untuk menjatuhkan sanksi ketat terhadap Rusia setelah Presiden Vladimir Putin pada Senin (21/2) mendeklarasikan bahwa negaranya mengakui kemerdekaan wilayah Ukraina, Donetsk dan Luhanks.

Menurut sumber ESPN, UEFA belum mengambil keputusan penuh terkait status Saint Petersburg sebagai lokasi final Liga Champions, tetapi petinggi badan sepak bola Eropa itu terus memantau perkembangan situasi politik sembari meninjau opsi alternatif yang ada.

Di babak 16 besar Inggris masih menyisakan empat wakilnya yakni Liverpool, Manchester City, Manchester United dan juara bertahan Chelsea, memunculkan prospek All-English Final untuk ketiga kalinya dalam empat musim terakhir dan membuat Wembley bisa jadi opsi lokasi baru, tapi stadion utama Inggris itu sudah mendapat jatah sebagai tuan rumah final musim 2023/24 nanti.

Lagi pula, pada akhir pekan bersamaan dengan final Liga Champions 2021/22 Wembley sudah dijadwalkan menyelenggarakan final playoff promosi divisi Championship ke Liga Premier. Final playoff tersebut dijadwalkan berlangsung pada 29 Mei atau sehari setelah jadwal final Liga Champions.

Setelah dua musim beruntun memindahkan lokasi final Liga Champions dan Liga Europa karena peningkatan kasus COVID-19 serta larangan perjalanan terkait, UEFA sudah punya pengalaman menempuh langkah serupa bila dibutuhkan.

Hanya saja, dengan kondisi belakangan yang minim larangan perjalanan di negara-negara Eropa, UEFA harus bersiap menampung antusiasme para suporter dengan menunjuk kota-kota pengganti yang mampu menampung kedatangan sekira 100 ribu penonton di dalam maupun luar stadion seperti Roma, Paris, Madrid atau Muenchen.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sempat menyerukan bahwa untuk memindahkan lokasi final dari Rusia.

"Saya pikir tidak masuk akal sebuah turnamen sepak bola internasional bergengsi dilangsungkan di Rusia setelah invasi terhadap sebuah negara berdaulat," kata Johnson.

Kendati demikian, sikap UEFA tentu tidak bergantung pada apa yang dikatakan oleh Inggris melainkan apabila Uni Eropa memberlakukan sanksi berat seperti larangan terbang bagi pesawat-pesawat Rusia di wilayah mereka.
 

Pewarta: Gilang Galiartha

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022