Pemerintah China menyatakan dukungannya terhadap sikap pemerintah Indonesia yang tetap fokus pada tiga agenda utama Presidensi G20 di tengah konflik Rusia dan Ukraina.
“Kami juga mengetahui bahwa ada beberapa pihak yang ingin menambah isu Rusia dan Ukraina ke dalam agenda G20 tahun ini. Kami juga sudah mengetahui bahwa Indonesia menyampaikan pendiriannya bahwa G20 ada forum ekonomi dan finansial,” kata Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis.
Pernyataan itu disampaikan ketika Presidensi G20 2022 yang saat ini dipegang oleh Indonesia bertepatan dengan konflik Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung.
Konflik tersebut juga memicu timbulnya polarisasi antara negara-negara sesama anggota G20 yang menjatuhkan sanksi kepada Rusia dan berpihak kepada Ukraina atau sebaliknya.
“Kami sangat setuju Indonesia bisa mengabaikan gangguan-gangguan tersebut,” katanya.
Menurut Lu, instansi multilateral, seperti G20, memiliki fungsi dan perannya masing-masing serta fokus pada isu atau masalah tertentu.
“Kalau kita masukkan semua isu itu ke dalam instansi multilateral ini, akan mengganggu fungsinya. Itu juga tidak akan membantu instansi-instansi tersebut untuk berperan,” katanya.
Dia menambahkan Indonesia sudah mengusung tema yang bagus, yaitu “Recover Together, Recover Stronger” dalam Presidensi G20 serta menetapkan tiga agenda utama, yaitu arsitektur kesehatan dunia, transisi energi, dan transformasi digital.
Dia berpendapat bahwa isu-is itulah yang harus difokuskan dan didiskusikan oleh dunia.
Lu berharap Presidensi G20 Indonesia bisa membawa kesuksesan, baik dalam melaksanakan agenda-agenda yang telah ditentukan maupun membantu negara-negara di kawasan terkait beberapa isu internasional.
“Sebagai negara sahabat, kami benar-benar berharap bahwa G20 tahun ini bisa sukses dan kami berikan dukungan yang maksimum kepada Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20,” katanya.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia menyatakan sikapnya terkait konflik Rusia-Ukraina dalam Presidensi G20 yang tetap memfokuskan tiga agenda utama.
“Sekali lagi, dalam Presidensi G20 fokus perhatian kita mendorong tiga agenda utama, yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi digital dan transisi energi,” kata Staf Khusus untuk Penguatan Program-Program Prioritas Kementerian Luar Negeri Dian Tiansyah Djani.
Sementara itu, Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah mengakui bahwa pecahnya konflik Rusia-Ukraina menjadi tantangan dalam Presidensi G20.
“Memang ini jadi tantangan tersendiri dalam G20,” katanya.
Menurut dia, tantangan itu di sisi lain juga relevan dalam tujuan G20, yakni untuk pulih dan menjadi kuat bersama.
“Ini menjadi relevan dengan program-program G20, yakni kita bangkit dari pandemi dan keterpurukan,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022