Pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto membuka laga di turnamen Korea Open 2022 dengan mengatasi ganda putra tuan rumah Gwang Min Na/Jin Seong Noh dua gim langsung 21-16, 21-12 di Suncheon, Selasa.
Dalam laga yang dihelat di Palma Indoor Stadium, Fajar/Rian hanya perlu 34 menit untuk menyelesaikan pertandingan meski masih berjibaku dengan usaha adaptasi lapangan.
"Tadi di gim pertama berjalan lumayan alot karena kami tahu juga tipikal pemain Korea itu tidak mudah menyerah dan tidak mudah mati sendiri. Walaupun mereka masih junior, mereka bermain sangat baik," kata Fajar melalui informasi tertulis PP PBSI di Jakarta.
Menurut Fajar, kesulitan adaptasi lapangan dikarenakan kurangnya jam latihan di Korea setelah melalui perjalanan panjang dari Swiss. Oleh karenanya mereka menyiasati kendala itu dengan lebih menikmati suasana permainan dan memakai pola yang cocok.
"Kita masih adaptasi dengan kondisi lapangan walau kemarin sudah coba tapi saat latihan dan pertandingan itu suasananya berbeda. Lampu, angin, dan shuttlecock coba disesuaikan," kata Rian.
Berstatus sebagai juara bertahan dan mengincar juara "back to back", Fajar/Rian meyakini bahwa mempertahankan gelar menjadi tugas yang tidak mudah.
"Pasti tidak mudah untuk mempertahankan gelar juara di sini, semua pemain pasti ingin juara. Tapi kami tidak mau menyerah dan lengah, persaingan akan ketat. Jaga stamina dan jaga fokusnya," pungkas Fajar.
Turnamen level Super 500 ini terakhir bergulir pada tahun 2019, dan absen selama dua tahun pada 2020-2021 karena pandemi COVID-19. Pada edisi terakhir itulah unggulan keempat memboyong gelar juara setelah mengalahkan ganda putra, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda 21-16, 21-17 pada laga final.
Selain Fajar/Rian, ganda putra Indonesia lainnya yang melenggang ke babak kedua ialah Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri. Pasangan pemenang All England 2022 ini mendapat tiket babak 16 besar cuma-cuma setelah ganda putra Korea Ko Sung Hyun/Shin Baekchol mundur dari babak pertama.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022
Dalam laga yang dihelat di Palma Indoor Stadium, Fajar/Rian hanya perlu 34 menit untuk menyelesaikan pertandingan meski masih berjibaku dengan usaha adaptasi lapangan.
"Tadi di gim pertama berjalan lumayan alot karena kami tahu juga tipikal pemain Korea itu tidak mudah menyerah dan tidak mudah mati sendiri. Walaupun mereka masih junior, mereka bermain sangat baik," kata Fajar melalui informasi tertulis PP PBSI di Jakarta.
Menurut Fajar, kesulitan adaptasi lapangan dikarenakan kurangnya jam latihan di Korea setelah melalui perjalanan panjang dari Swiss. Oleh karenanya mereka menyiasati kendala itu dengan lebih menikmati suasana permainan dan memakai pola yang cocok.
"Kita masih adaptasi dengan kondisi lapangan walau kemarin sudah coba tapi saat latihan dan pertandingan itu suasananya berbeda. Lampu, angin, dan shuttlecock coba disesuaikan," kata Rian.
Berstatus sebagai juara bertahan dan mengincar juara "back to back", Fajar/Rian meyakini bahwa mempertahankan gelar menjadi tugas yang tidak mudah.
"Pasti tidak mudah untuk mempertahankan gelar juara di sini, semua pemain pasti ingin juara. Tapi kami tidak mau menyerah dan lengah, persaingan akan ketat. Jaga stamina dan jaga fokusnya," pungkas Fajar.
Turnamen level Super 500 ini terakhir bergulir pada tahun 2019, dan absen selama dua tahun pada 2020-2021 karena pandemi COVID-19. Pada edisi terakhir itulah unggulan keempat memboyong gelar juara setelah mengalahkan ganda putra, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda 21-16, 21-17 pada laga final.
Selain Fajar/Rian, ganda putra Indonesia lainnya yang melenggang ke babak kedua ialah Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri. Pasangan pemenang All England 2022 ini mendapat tiket babak 16 besar cuma-cuma setelah ganda putra Korea Ko Sung Hyun/Shin Baekchol mundur dari babak pertama.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022