Munich (Antara/AFP) - Pep Guardiola berkata pada Rabu bahwa bagaimana kekalahan saat melawan Chelsea memicu dirinya mengakhiri masa kerjanya sebagai pelatih tersukses Barcelona, ketika ia tidak mampu lagi memotivasi para bintangnya.

"Jika Anda tidak mampu lagi mencapai para pemain Anda, sebagai seorang pelatih, saatnya sudah tiba untuk beranjak," kata Guardiola yang jarang membuka perbincangan mengenai kepergiannya dari tim raksasa Spanyol itu.

Maestro Bayern Munich saat ini kemudian berkata bahwa kekalahan-kekalahan merupakan "saat-saat kesedihan-kesedihan hebat" seperti ketika "tiba-tiba terkena lampu sorot."

Melihat Barcelona disingkirkan Chelsea di semifinal Liga Champions pada 2012 merupakan saat seperti itu."

"Kami lebih baik daripada lawan-lawan kami, namun kemudian kemasukan gol yang tidak perlu pada pertandingan kedua, dan sebelum kami mengetahuinya kami telah tersingkir dari kompetisi."

"Itu benar-benar kekalahan yang berat bagi saya. Saya merasa seperti saya tidak dapat lagi menjangkau tim saya," tutur Guardiola pada wawancara yang melibatkan laporan tahunan perusahaan produsen mobil Audi.

Gol di menit ke-90 yang dibukukan Fernando Torres pada pertandingan kedua di Barcelona membuat Chelsea menang agregat 3-2 di semifinal.

Guardiola mengatakan kekalahan tersebut memicu keputusannya untuk mengakhiri empat tahun masa kerjanya di Barcelona, di mana mereka memenangi 14 trofi termasuk dua gelar Liga Champions. Ia menjadi pelatih Barcelona pertama yang menaklukkan rival abadi mereka Real Madrid sebanyak empat kali berturut-turut.

Barcelona "sangat sukses," ucapnya. "14 gelar dengan rentang waktu hanya empat tahun berarti itu merupakan periode terhebat sepanjang sejarah klub."

"Namun itu juga dapat menjadi kutukan. Saya mendapati bahwa semakin sulit untuk memotivasi baik diri saya sendiri dan tim saya."

Ia telah memenangi semuanya sebagai pemain dan pelatih. "Saya mencermati bahwa tim menemukan hal itu (memotivasi diri) menjadi bertambah sulit."

"Memimpin tim merupakan tugas yang memerlukan banyak energi. Dengan kata lain terdapat waktu-waktu ketika Anda perlu mengisi ulang baterai Anda," tambah Guardiola, yang beristirahat dengan keluarganya di New York selama setahun sebelum bergabung dengan Bayern pada 2013.

Guardiola (43) mengatakan dirinya tidak akan mampu membangun tim juara Eropa saat ini di Munich tanpa peraturan Bosman pada 1995, yang membuat para pemain dapat memilih klub-klub mereka di seluruh Eropa.

Namun ia menambahi bahwa terdapat kelemahan-kelemahan dari memiliki tim multinasional berisi para pesepak bola jenius.

"Dengan begitu banyak bintang di tim, seperti yang kami miliki saat ini di FC Bayern Munich atau mantan klub saya di Barcelona, Anda juga dapat memasuki situasi-situasi di mana perbedaan dapat merusak," ucapnya.

Tekanan untuk masuk tim inti tidak dapat ditoleransi, ucapnya.

"(Para pemain) yang tersisa di bangku pemain-pemain cadangan menjadi sosok-sosok yang tidak gembira dengan keputusan saya. Dan kemudian terdapat tekanan dari pers dan para penggemar untuk memilih pemain-pemain tertentu."

"Sebagai contoh, kapanpun saya membangkucadangkan Lionel Messi, seluruh Barcelona akan murka," kata Guardiola.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014