Manajer Manchester City Pep Guardiola mengakui timnya tidak bermain dalam kondisi terbaiknya dan tidak bisa mengatasi tekanan terutama setelah kedudukan agregat 5-5 atau saat Madrid berbalik unggul 2-1 pada leg kedua semifinal Liga Champions di Stadion Santiago Bernabeu, Kamis dini hari.

Manchester City sempat di ambang ke final setelah gol Riyad Mahrez pada menit ke-73 membuat City di atas angin pada kedudukan 1-0 dalam leg kedua dan 5-3 secara agregat.

Namun Madrid bangkit untuk menang setelah Rodrygo membuat dua gol pada menit 90 dan 90+1 yang membuat agregat sama 5-5 sebelum Benzema melontarkan Madrid ke final dalam agregat 6-5 lewat gol dari tendangan penalti pada menit ke-95.

"Mereka memasang banyak pemain di daerah penalti, melalui Eder Militao, Rodrygo, Vinícius Junior, Benzema. Mereka mengirimkan umpan-umpan dan mencetak dua gol. Kami tidak bermain pada level terbaik kami tapi dalam semifinal memang biasa pemain merasa tertekan. Kami harus mengakuinya," kata Guardiola setelah laga melawan Madrid itu seperti dikutip laman Liga Champions UEFA, Kamis.

"Kami nyaris tapi akhirnya kami tak bisa mencapainya (final). Pada babak pertama kami tidak menguasai pertandingan. Kami tidak cukup bagus ta;pi juga tidak terlalu menderita. Setelah kami mencetak gol, kami semakin baik. Kami menemukan tempo kami dan para pemain nyaman di lapangan," sambung pelatih asal Spanyol itu.

Tapi Guardiola menyayangkan peningkatan tempo tak terjadi pada menit-menit terakhir sampai kemudian Madrid mencuri dua gol yang memaksa laga dilanjutkan ke babak tambahan 2x15 menit.

"Pada saat itu (setelah mencetak gol), mereka bisa menyerang, menyerang, dan menyerang dalam 15 menit terakhir, tapi itu tak terjadi. Kami memang tidak begitu menderita tapi sepakbola tak bisa diprediksi. Kini kami perlu waktu memproses hal ini dan bangkit bersama pendukung kami," pungkas Guardiola.

Pewarta: Jafar M Sidik

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022