Duta Besar RI untuk Kazakhstan Mochamad Fadjroel Rachman menyatakan Indonesia siap mendukung pengembangan pencak silat di negara Asia Tengah itu.
"Sebagai salah satu warisan budaya kami, Indonesia akan mendukung pengembangan pencak silat di Kazakhstan. Pencak Silat merupakan seni bela diri asal Indonesia yang telah diakui sebagai warisan tak benda oleh UNESCO," kataFadjroel dalam sambutan pada Kejuaraan Pencak Silat Kazakhstan via keterangan KBRI Nur-Sultan di Jakarta, Rabu.
Fadjroel menjelaskan dalam pencak silat tidak hanya belajar teknik dan jurus, melainkan juga filosofi dan budaya.
Pencak silat, menurut dia, memiliki manfaat tidak hanya untuk bela diri tetapi juga mengendalikan diri karena membutuhkan kedisiplinan, kepercayaan diri, toleransi, dan kebajikan.
"Salah satu aspek filosofis utama pencak silat adalah untuk membela diri bukan untuk berkelahi atau memukul atau menyakiti orang lain. Melakukan pencak silat berarti tidak pernah mencari musuh tetapi mencari teman sebanyak-banyaknya," kata dia.
"Melalui pencak silat, orang Indonesia ingin memiliki teman sebanyak-banyaknya di Kazakhstan dan membangun hubungan timbal balik," sambung dia.
Fadjroel mengaku sangat menikmati pertandingan pencak silat dalam kejuaraan di Kazakhstan di Taraz dan diikuti oleh 180 peserta yang dipilih dari 30 klub pencak silat di 13 wilayah di Kazakhstan ini.
"Saya melihat ketangguhan orang Kazakhstan di dalam pertandingan ini. Meskipun tadi ada atlet yang cedera, dia tetap terus bertanding sampai selesai. Kedua pihak tetap bertanding secara adil dan penuh persahabatan," kata dia.
Presiden Pencak Silat Kazakhstan Gadzhi Gazhiev mengapresiasi kehadiran Dubes Fadjroel di Taraz.
"Suatu kehormatan, acara ini bisa dihadiri langsung oleh Bapak Dubes Fadjroel Rachman," kata Gadzhi.
Presiden Federasi Pencak Silat Asia Tengah Aziz Jurabayev menjelaskan perkembangan pencak silat di Kazakhstan dan Asia Tengah kepada Fadjroel, sebaliknya sang dubes mengaapresiasi antusiasme masyarakat di sana dalam mempelajari teknik dan filosofi pencak silat.
"Kita merupakan dua negara yang sudah bersahabat lama, pencak silat merupakan salah satu pengikat persahabatan kita," kata Fadjroel.
Dia berjanji mengomunikasikan ke seluruh pihak di Indonesia untuk membantu mengembangkan pencak silat di Kazakhstan dan Tajikstan.
"Saya akan menyampaikan berita baik ini kepada kementerian dan lembaga terkait, para pendekar dan asosiasi pencak silat, maupun pihak swasta di Indonesia yang tertarik untuk masuk ke pasar Kazakhstan dan Asia Tengah yang bisa menjadi sponsor kegiatan pencak silat," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022
"Sebagai salah satu warisan budaya kami, Indonesia akan mendukung pengembangan pencak silat di Kazakhstan. Pencak Silat merupakan seni bela diri asal Indonesia yang telah diakui sebagai warisan tak benda oleh UNESCO," kataFadjroel dalam sambutan pada Kejuaraan Pencak Silat Kazakhstan via keterangan KBRI Nur-Sultan di Jakarta, Rabu.
Fadjroel menjelaskan dalam pencak silat tidak hanya belajar teknik dan jurus, melainkan juga filosofi dan budaya.
Pencak silat, menurut dia, memiliki manfaat tidak hanya untuk bela diri tetapi juga mengendalikan diri karena membutuhkan kedisiplinan, kepercayaan diri, toleransi, dan kebajikan.
"Salah satu aspek filosofis utama pencak silat adalah untuk membela diri bukan untuk berkelahi atau memukul atau menyakiti orang lain. Melakukan pencak silat berarti tidak pernah mencari musuh tetapi mencari teman sebanyak-banyaknya," kata dia.
"Melalui pencak silat, orang Indonesia ingin memiliki teman sebanyak-banyaknya di Kazakhstan dan membangun hubungan timbal balik," sambung dia.
Fadjroel mengaku sangat menikmati pertandingan pencak silat dalam kejuaraan di Kazakhstan di Taraz dan diikuti oleh 180 peserta yang dipilih dari 30 klub pencak silat di 13 wilayah di Kazakhstan ini.
"Saya melihat ketangguhan orang Kazakhstan di dalam pertandingan ini. Meskipun tadi ada atlet yang cedera, dia tetap terus bertanding sampai selesai. Kedua pihak tetap bertanding secara adil dan penuh persahabatan," kata dia.
Presiden Pencak Silat Kazakhstan Gadzhi Gazhiev mengapresiasi kehadiran Dubes Fadjroel di Taraz.
"Suatu kehormatan, acara ini bisa dihadiri langsung oleh Bapak Dubes Fadjroel Rachman," kata Gadzhi.
Presiden Federasi Pencak Silat Asia Tengah Aziz Jurabayev menjelaskan perkembangan pencak silat di Kazakhstan dan Asia Tengah kepada Fadjroel, sebaliknya sang dubes mengaapresiasi antusiasme masyarakat di sana dalam mempelajari teknik dan filosofi pencak silat.
"Kita merupakan dua negara yang sudah bersahabat lama, pencak silat merupakan salah satu pengikat persahabatan kita," kata Fadjroel.
Dia berjanji mengomunikasikan ke seluruh pihak di Indonesia untuk membantu mengembangkan pencak silat di Kazakhstan dan Tajikstan.
"Saya akan menyampaikan berita baik ini kepada kementerian dan lembaga terkait, para pendekar dan asosiasi pencak silat, maupun pihak swasta di Indonesia yang tertarik untuk masuk ke pasar Kazakhstan dan Asia Tengah yang bisa menjadi sponsor kegiatan pencak silat," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022