China menemukan kasus pertama COVID-19 subvarian Omicron BA.5 pada orang yang sudah menerima empat dosis vaksin.
Pasien tersebut didiagnosis terinfeksi subvirus itu setelah tiba di Shanghai dari Uganda pada akhir April lalu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular China (CCDC), Senin.
Pasien tersebut berangkat dari Uganda pada 25 April dengan pemberhentian di Belanda dan Korea Selatan, masing-masing pada 26 April dan 27 April.
Dia telah meninggalkan rumah sakit pada 12 Mei, demikian CCDC.
Sebelumnya, China juga mengidentifikasi kasus pertama beberapa subvarian Omicron, yakni BA.4, BA.2.3, dan BA.2.12.1.
Sementara itu, otoritas bea dan cukai China juga memperketat pengawasan perbatasan untuk mengurangi risiko penularan cacar monyet melalui binatang dan barang-barang impor.
Pengawasan ketat dilakukan dengan cara meningkatkan pemeriksaan kondisi kesehatan setiap orang yang masuk dan mengarantina barang dan binatang dari negara lain, kata otoritas bea dan cukai seperti dikutip media China.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022
Pasien tersebut didiagnosis terinfeksi subvirus itu setelah tiba di Shanghai dari Uganda pada akhir April lalu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular China (CCDC), Senin.
Pasien tersebut berangkat dari Uganda pada 25 April dengan pemberhentian di Belanda dan Korea Selatan, masing-masing pada 26 April dan 27 April.
Dia telah meninggalkan rumah sakit pada 12 Mei, demikian CCDC.
Sebelumnya, China juga mengidentifikasi kasus pertama beberapa subvarian Omicron, yakni BA.4, BA.2.3, dan BA.2.12.1.
Sementara itu, otoritas bea dan cukai China juga memperketat pengawasan perbatasan untuk mengurangi risiko penularan cacar monyet melalui binatang dan barang-barang impor.
Pengawasan ketat dilakukan dengan cara meningkatkan pemeriksaan kondisi kesehatan setiap orang yang masuk dan mengarantina barang dan binatang dari negara lain, kata otoritas bea dan cukai seperti dikutip media China.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022