Negara berpenduduk bukan mayoritas Muslim seperti Thailand memiliki potensi ekspor produk halal, termasuk dari Indonesia, seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat pada produk dan jasa berlabel halal, kata pejabat Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bangkok.

Atase Perdagangan KBRI di Bangkok, Kerajaan Thailand, Flora Susan Nongsina melalui sebuah wawancara tertulis dengan ANTARA dan salah satu media nasional, Jumat, mengatakan, Thailand mendukung serta mencanangkan program menjadi salah satu negara produsen produk halal terbesar di dunia.

Negeri Gajah Putih itu memiliki visi menjadi World Halal Kitchen. Selain itu, mereka juga memiliki Halal Science Centre, yakni salah satu badan penelitian pertama di dunia dengan kekhususan dibidang sains makanan halal.

Menurut Flora, Thailand berpartisipasi menggarap bisnis berbasis produk halal mengingat potensi produk halal dunia sangat besar. Pemicunya yakni meningkatnya motivasi dan keyakinan masyarakat terhadap produk berlabel halal. Masyarakat pun meyakini kualitas produk halal lebih baik dari aspek etika, kesehatan, keamanan dan keramahan terhadap lingkungan (eco-friendly).



Di sisi lain, Indonesia sendiri sebagai negara Muslim terbesar di dunia yang menjadi pasar utama bagi produk halal khususnya makanan. Sebaran produk halal Indonesia selama ini meliputi negara-negara dengan penduduk mayoritas Muslim seperti kawasan Timur Tengah, Mesir dan Malaysia; kemudian negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI), negara-negara non-Muslim yang memiliki populasi penduduk Muslim cukup banyak dan negara-negara bukan mayoritas Muslim semisal Thailand.

Flora mengatakan, pemerintah memproyeksikan 2022 menjadi tahun percepatan pertumbuhan ekonomi syariah khususnya pada industri makanan halal. Sejumlah pemangku kepentingan telah menyiapkan strategi agar pangsa pasar industri makanan halal Indonesia bisa ditingkatkan.

Beberapa agenda promosi produk halal Indonesia terus digencarkan dengan cara mengikuti pameran skala internasional guna membawa produk Indonesia lebih berdaya bersaing di pasar global. Salah satunya melalui perhelatan THAIFEX - Anuga Asia 2022 yang berlangsung di Bangkok pada 24 Mei-28 Mei lalu. Makanan halal sendiri menjadi salah satu dari 11 topik populer dalam gelaran itu.

Pameran industri makanan dan minuman itu diselenggarakan setiap tahun di Thailand, dengan perkiraan pengunjung mencapai lebih dari 40.000 ribu dan lebih dari 2.000 pembeli Thailand dan internasional.

Selama pandemi COVID-19, KBRI Bangkok memfasilitasi kegiatan promosi daring di platform pameran sehingga bisa menjangkau promosi produk Indonesia lebih luas, tidak hanya untuk Thailand.

"Perusahaan dari Indonesia yang mengikuti pameran tergabung dalam Pavilion Indonesia maupun yang mengikuti secara mandiri. Mereka memiliki sertifikasi halal untuk produknya masing-masing," kata Flora.

Khusus untuk Thailand, Indonesia menjadi negara penyuplai urutan ketiga kategori produk berorientasi konsumen (consumer-oriented products) setelah Tiongkok dan Selandia Baru.

Berkaca dari pemasaran produk halal Indonesia selama ini, Flora menyoroti tiga poin salah satunya kurang fokus dalam pengembangan ekspor produk halal, karena masih mengutamakan ekspor komoditas pertambangan, perkebunan dan industri besar. Kemudian, adanya pesaing dari negara Muslim dan non-Muslim yang mengembangkan industri halal dan kurangnya pemahaman pelaku UMKM tentang pentingnya sertifikasi halal.


 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022