Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Puluhan supir angkutan kota di Bengkulu, Kamis berujuk rasa ke kantor DPRD provinsi setempat menolak kenaikan harga bahan bakar minyak yang akan diberlakukan pada 1 April 2012.
"Kami bergabung dalam Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (SPTI) bernaung di bawah SPSI ikut menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM pada awal April nanti," kata Ketua Pengurus Unit Kerja (PUK) SPSI Kota Bengkulu, Zulkifli.
Ia mengatakan para supir angkot merupakan buruh yang akan terbebani dengan kenaikan harga BBM yang direncanakan per 1 April 2012.
Tanpa kenaikan harga BBM kata dia, para supir sudah mengeluh dengan sulitnya mendapatkan uang untuk setoran per hari yang hanya Rp40.000 hingga Rp80.000, tergantung umur kendaraan yang dibawa."Apalagi kalau ongkos naik dari Rp2.000 menjadi Rp2.500, kami semakin terjepit, tentu setoran juga akan meningkat," katanya.
Zulkifli mengatakan sebanyak 283 supir angkot, khususnya angkutan kota warna kuning yang memiliki jalur lintasan hampir setengah dari wilayah kota bergabung dalam unjukrasa bersama mahasiswa itu.Secara nasional kata dia SPSI menolak kenaikan harga BBM karena akan menyengsarakan para buruh.
Salah seorang supir angkot Hernadi mengatakan kenaikan BBM disertai kenaikan tarif akan semakin memberatkan para sopir. "Sekarang ini saja kami kewalahan memenuhi setoran, apalagi kalau dinaikkan," katanya.
Ia berharap pemerintah membatalkan rencana menaikkan harga BBM dan membatalkan bantuan langsung tunai yang lebih sering tidak tepat sasaran.
Organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Cipayung yakni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Perkumpulan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesi (PMII) sepakat menolak kenaikan harga BBM.
Koordinator aksi, Agus Rahmat dari HMI mengatakan Kelompok Cipayung secara nasional menolak kenaikan BBM sebab kebijakan itu akan membuat masyarakat kelas menengah dan kelas bawah semakin terpuruk.
Aksi mahasiswa yang mendapat penjagaan ketat dari aparat kepolisian itu pun disambut Anggota DPRD dari Fraksi Raflesia Bersatu, Sis Rahman. Anggota Partai Gerindra ini mengatakan siap mendukung masyarakat dan menyampaikan aspirasi secara nasional di DPR RI untuk menolak rencana kenaikan BBM.
Setelah mendapat tanggapan dari Anggota DPRD, kelompok pendemo yakni para supir angkot dan mahasiswa membubarkan diri.(rni)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Kami bergabung dalam Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (SPTI) bernaung di bawah SPSI ikut menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM pada awal April nanti," kata Ketua Pengurus Unit Kerja (PUK) SPSI Kota Bengkulu, Zulkifli.
Ia mengatakan para supir angkot merupakan buruh yang akan terbebani dengan kenaikan harga BBM yang direncanakan per 1 April 2012.
Tanpa kenaikan harga BBM kata dia, para supir sudah mengeluh dengan sulitnya mendapatkan uang untuk setoran per hari yang hanya Rp40.000 hingga Rp80.000, tergantung umur kendaraan yang dibawa."Apalagi kalau ongkos naik dari Rp2.000 menjadi Rp2.500, kami semakin terjepit, tentu setoran juga akan meningkat," katanya.
Zulkifli mengatakan sebanyak 283 supir angkot, khususnya angkutan kota warna kuning yang memiliki jalur lintasan hampir setengah dari wilayah kota bergabung dalam unjukrasa bersama mahasiswa itu.Secara nasional kata dia SPSI menolak kenaikan harga BBM karena akan menyengsarakan para buruh.
Salah seorang supir angkot Hernadi mengatakan kenaikan BBM disertai kenaikan tarif akan semakin memberatkan para sopir. "Sekarang ini saja kami kewalahan memenuhi setoran, apalagi kalau dinaikkan," katanya.
Ia berharap pemerintah membatalkan rencana menaikkan harga BBM dan membatalkan bantuan langsung tunai yang lebih sering tidak tepat sasaran.
Organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Cipayung yakni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Perkumpulan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesi (PMII) sepakat menolak kenaikan harga BBM.
Koordinator aksi, Agus Rahmat dari HMI mengatakan Kelompok Cipayung secara nasional menolak kenaikan BBM sebab kebijakan itu akan membuat masyarakat kelas menengah dan kelas bawah semakin terpuruk.
Aksi mahasiswa yang mendapat penjagaan ketat dari aparat kepolisian itu pun disambut Anggota DPRD dari Fraksi Raflesia Bersatu, Sis Rahman. Anggota Partai Gerindra ini mengatakan siap mendukung masyarakat dan menyampaikan aspirasi secara nasional di DPR RI untuk menolak rencana kenaikan BBM.
Setelah mendapat tanggapan dari Anggota DPRD, kelompok pendemo yakni para supir angkot dan mahasiswa membubarkan diri.(rni)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012