Jakarta, (Antara) - Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin mengatakan peningkatan elektabilitas Prabowo Subianto secara teratur belakangan ini cukup dipengaruhi oleh gelaran debat capres yang diselenggarakan oleh KPU.
"Kelompok 'swing voter' yang terpengaruh oleh penyelenggaraan debat memberi kontribusi yang cukup signifikan dalam mendongkrak elektabilitas Prabowo," ujar Said Salahudin di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, sekalipun tidak selalu menang mutlak atas Jokowi dalam setiap sesi debat, namun Prabowo sepertinya cukup mampu meyakinkan kelompok pemilih yang sebelumnya masih bersikap "wait and see".
"Jika pada debat terakhir nanti Prabowo mampu tampil lebih optimal, bukan mustahil belasan persen jumlah 'swing voters' yang tersisa akan memilihnya," kata dia.
Ia mengutarakan kalau saat ini selisih elektabilitas Prabowo dengan Jokowi hanya terpaut 3 persen, sementara pada debat terakhir nanti capres nomor urut 1 itu berhasil mempengaruhi 'swing voters' secara dominan, maka Jokowi berpotensi untuk dikalahkan.
"Apalagi jika debat capres ditambah satu kali lagi oleh KPU sehingga totalnya dilaksanakan sebanyak tiga kali dan untuk debat cawapres digelar sekali lagi sebagaimana amanat UU Pilpres," ujar dia.
Maka, ia mengatakan, ajang debat itu akan menjadi panggung yang sangat menguntungkan bagi pasangan nomor urut 1.
Dalam Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014
"Kelompok 'swing voter' yang terpengaruh oleh penyelenggaraan debat memberi kontribusi yang cukup signifikan dalam mendongkrak elektabilitas Prabowo," ujar Said Salahudin di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, sekalipun tidak selalu menang mutlak atas Jokowi dalam setiap sesi debat, namun Prabowo sepertinya cukup mampu meyakinkan kelompok pemilih yang sebelumnya masih bersikap "wait and see".
"Jika pada debat terakhir nanti Prabowo mampu tampil lebih optimal, bukan mustahil belasan persen jumlah 'swing voters' yang tersisa akan memilihnya," kata dia.
Ia mengutarakan kalau saat ini selisih elektabilitas Prabowo dengan Jokowi hanya terpaut 3 persen, sementara pada debat terakhir nanti capres nomor urut 1 itu berhasil mempengaruhi 'swing voters' secara dominan, maka Jokowi berpotensi untuk dikalahkan.
"Apalagi jika debat capres ditambah satu kali lagi oleh KPU sehingga totalnya dilaksanakan sebanyak tiga kali dan untuk debat cawapres digelar sekali lagi sebagaimana amanat UU Pilpres," ujar dia.
Maka, ia mengatakan, ajang debat itu akan menjadi panggung yang sangat menguntungkan bagi pasangan nomor urut 1.
Dalam Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014