Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Basar Manullang mengemukakan bahwa kebakaran hutan dan lahan di Indonesia utamanya disebabkan oleh aktivitas manusia.
Dalam rangkaian acara Festival Iklim 2022 yang diikuti dari Jakarta, Rabu, dia menyebutkan bahwa 99 persen kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh faktor antropogenik atau faktor aktivitas manusia.
Aktivitas manusia yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan antara lain pembukaan lahan untuk membangun permukiman maupun lahan pertanian dengan cara membakar.
"Karena membuka lahan dengan membakar itu lebih murah dan mudah untuk dilakukan," ujar Basar.
Aktivitas manusia yang lain seperti mencari kayu bakar, berburu, dan berkemah juga bisa memicu terjadinya kebakaran lahan dan hutan.
Basar mengatakan bahwa kebakaran hutan dan lahan menimbulkan kerugian yang sangat besar karena menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati, peningkatan emisi gas rumah kaca, dan penurunan kualitas tanah serta memicu gangguan kesehatan masyarakat.
Kebakaran hutan dan lahan, ia melanjutkan, juga bisa menimbulkan kerugian ekonomi, mengganggu hubungan dengan negara tetangga, serta mengganggu aktivitas ekonomi, pendidikan, sosial, dan budaya.
Basar mengatakan bahwa pemerintah melakukan aksi kolektif untuk mencegah dan mengendalikan kebakaran hutan dan lahan.
Sesuai arahan Presiden, ia mengatakan, pemerintah memprioritaskan pelaksanaan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang mencakup deteksi dini serta pemantauan titik panas dan titik api.
Di samping itu, menurut dia, pemerintah meningkatkan infrastruktur pemantauan kebakaran hutan dan lahan, memperkuat kapasitas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di tingkat tapak, menggiatkan sosialisasi untuk mencegah korporasi dan warga membuka lahan dengan cara membakar, melakukan penataan ekosistem gambut, meningkatkan kesigapan mengatasi titik api, serta menegakkan hukum tanpa kompromi.
Menurut data KLHK, sejak Januari hingga Agustus 2022 kebakaran hutan dan lahan mencakup area seluas 135.909 hektare atau 17 persen lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021.
Pengendalian kebakaran hutan dan lahan merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan upaya sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional pada 2030.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KLHK: Kebakaran hutan-lahan utamanya disebabkan oleh aktivitas manusia
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022
Dalam rangkaian acara Festival Iklim 2022 yang diikuti dari Jakarta, Rabu, dia menyebutkan bahwa 99 persen kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh faktor antropogenik atau faktor aktivitas manusia.
Aktivitas manusia yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan antara lain pembukaan lahan untuk membangun permukiman maupun lahan pertanian dengan cara membakar.
"Karena membuka lahan dengan membakar itu lebih murah dan mudah untuk dilakukan," ujar Basar.
Aktivitas manusia yang lain seperti mencari kayu bakar, berburu, dan berkemah juga bisa memicu terjadinya kebakaran lahan dan hutan.
Basar mengatakan bahwa kebakaran hutan dan lahan menimbulkan kerugian yang sangat besar karena menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati, peningkatan emisi gas rumah kaca, dan penurunan kualitas tanah serta memicu gangguan kesehatan masyarakat.
Kebakaran hutan dan lahan, ia melanjutkan, juga bisa menimbulkan kerugian ekonomi, mengganggu hubungan dengan negara tetangga, serta mengganggu aktivitas ekonomi, pendidikan, sosial, dan budaya.
Basar mengatakan bahwa pemerintah melakukan aksi kolektif untuk mencegah dan mengendalikan kebakaran hutan dan lahan.
Sesuai arahan Presiden, ia mengatakan, pemerintah memprioritaskan pelaksanaan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang mencakup deteksi dini serta pemantauan titik panas dan titik api.
Di samping itu, menurut dia, pemerintah meningkatkan infrastruktur pemantauan kebakaran hutan dan lahan, memperkuat kapasitas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di tingkat tapak, menggiatkan sosialisasi untuk mencegah korporasi dan warga membuka lahan dengan cara membakar, melakukan penataan ekosistem gambut, meningkatkan kesigapan mengatasi titik api, serta menegakkan hukum tanpa kompromi.
Menurut data KLHK, sejak Januari hingga Agustus 2022 kebakaran hutan dan lahan mencakup area seluas 135.909 hektare atau 17 persen lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021.
Pengendalian kebakaran hutan dan lahan merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan upaya sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional pada 2030.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KLHK: Kebakaran hutan-lahan utamanya disebabkan oleh aktivitas manusia
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022