Peneliti Klimatologi dan Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Intan Suci Nurhati menyebutkan perubahan iklim membuat kondisi laut menjadi memburuk yang mengakibatkan bencana hidrometeorologi.

Intan dalam acara webinar Darurat Bencana Hidrometeorologi: Komitmen Implementasi Kebijakan Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim diikuti di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa perubahan iklim yang makin intens akan berakibat pada penyerapan karbon di laut dan hutan menjadi kurang maksimal.

"Banyak yang belum menyadari bahwa kondisi laut yang memburuk juga memengaruhi situasi cuaca di darat yang mengakibatkan bencana hidrometeorologi sering terjadi," ujar Intan yang juga berkontribusi sebagai penulis utama Laporan Penilaian Keenam IPCC (Laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim).

Dalam Laporan IPCC, diungkapkan bahwa anomali hidrometeorologi yang terjadi di darat juga dipengaruhi dari fenomena dinamika laut.

Ia lantas mencontohkan marine heatwave atau gelombang panas laut yang berimplikasi pada menghangatnya permukaan air laut sehingga menimbulkan kerusakan organisme laut dan ekosistem darat.

Merujuk hasil analisis BMKG dan laporan IPCC, Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Supari menekankan bahwa secara umum dapat mencegah potensi bencana atau mengurangi risiko apabila kondisi lingkungannya terjaga dengan baik.

"Meskipun intensitas hujan sebagai pemicu bencana, mungkin berbeda-beda antardaerah," ujarnya

Oleh karena itu, dia menghimbau pemerintah dan masyarakat setempat meningkatkan kewaspadaan akan potensi cuaca dan iklim ekstrem dengan terus mencari informasi yang relevan, serta melakukan penataan lingkungan dengan lebih baik untuk mencegah terjadinya bencana.

 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ahli: Kondisi laut memburuk akibatkan bencana hidrometeorologi

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023