Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, menargetkan angka stunting atau gagal tumbuh kembang anak akibat gizi kronis di daerah tersebut bisa turun menjadi 14 persen tahun 2023.
"Kalau target pemerintah pusat penurunan angka stunting 14 persen tahun 2024, tapi kami upayakan angka stunting turun menjadi 14 persen tahun ini," kata Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Asma Dewi di Mukomuko, Minggu.
Ia mengatakan, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) kasus stunting di daerah ini pada tahun 2022 sebanyak 22,3 persen dari total sampel mereka sekitar 3.000.
Namun berdasarkan data Elektronik-pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGRM) angka stunting atau kekerdilan di daerah ini tahun 2022 sebesar 5,7 persen dari sebanyak 10.772 anak yang melakukan kunjungan ke posyandu.
"Jika berpedoman dari hasil SSGI, angka stunting di daerah ini masih tinggi, tetapi berdasarkan data e-PPGRM angka stunting di daerah ini jauh di bawah target pemerintah pusat," ujarnya.
Kendati demikian, ia mengatakan, pemerintah setempat akan berusaha maksimal untuk menurunkan angka stunting menjadi 14 persen tahun 2023.
Ia mengatakan, pemerintah daerah saat ini telah menerapkan inovasi "Lokan Penting" atau melakukan pelayanan kesehatan untuk pencegahan stunting di daerah ini.
Ia menjelaskan inovasi ini berupa beberapa kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan melalui puskesmas selama ini sebagai upaya mencegah stunting di daerah ini.
Ia menyebutkan singkatan 'lokan', yakni lakukan pemenuhan gizi ibu hamil, promosi kesehatan yang menyeluruh, kebersihan, sanitasi, kualitas air dan lingkungan yang baik.
Selain itu, ASI eksklusif dan MPASI (Makanan Pendamping ASI) yang berkualitas, timbang dan rutin mengecek tumbuh kembang anak di fasilitas kesehatan, sedangkan singkatan "penting" yakni pencegahan stunting.
Untuk itu, katanya, para ibu harus melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, pergi ke posyandu teratur, olahraga teratur, gizi seimbang.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
"Kalau target pemerintah pusat penurunan angka stunting 14 persen tahun 2024, tapi kami upayakan angka stunting turun menjadi 14 persen tahun ini," kata Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Asma Dewi di Mukomuko, Minggu.
Ia mengatakan, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) kasus stunting di daerah ini pada tahun 2022 sebanyak 22,3 persen dari total sampel mereka sekitar 3.000.
Namun berdasarkan data Elektronik-pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGRM) angka stunting atau kekerdilan di daerah ini tahun 2022 sebesar 5,7 persen dari sebanyak 10.772 anak yang melakukan kunjungan ke posyandu.
"Jika berpedoman dari hasil SSGI, angka stunting di daerah ini masih tinggi, tetapi berdasarkan data e-PPGRM angka stunting di daerah ini jauh di bawah target pemerintah pusat," ujarnya.
Kendati demikian, ia mengatakan, pemerintah setempat akan berusaha maksimal untuk menurunkan angka stunting menjadi 14 persen tahun 2023.
Ia mengatakan, pemerintah daerah saat ini telah menerapkan inovasi "Lokan Penting" atau melakukan pelayanan kesehatan untuk pencegahan stunting di daerah ini.
Ia menjelaskan inovasi ini berupa beberapa kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan melalui puskesmas selama ini sebagai upaya mencegah stunting di daerah ini.
Ia menyebutkan singkatan 'lokan', yakni lakukan pemenuhan gizi ibu hamil, promosi kesehatan yang menyeluruh, kebersihan, sanitasi, kualitas air dan lingkungan yang baik.
Selain itu, ASI eksklusif dan MPASI (Makanan Pendamping ASI) yang berkualitas, timbang dan rutin mengecek tumbuh kembang anak di fasilitas kesehatan, sedangkan singkatan "penting" yakni pencegahan stunting.
Untuk itu, katanya, para ibu harus melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, pergi ke posyandu teratur, olahraga teratur, gizi seimbang.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023