Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Kepulauan Riau mengimbau seluruh warga untuk mewaspadai modus penipuan surat tilang melalui aplikasi pesan instan yang meminta masyarakat untuk mengunduh aplikasi.

Direktur Lalu Lintas Polda Kepri Kombes Tri Yulianto mengatakan dalam menjalankan aksinya, pelaku mengirimkan pesan singkat melalui pesan instan yang berpura-pura mengaku sebagai kepolisian dengan mengirim berkas ekstensi aplikasi kepada korban serta meminta mengklik dan mengunduh aplikasi tersebut.

“Jadi kami mengimbau seluruh warga agar lebih berhati-hati dengan modus kejahatan perbankan tersebut. Masyarakat diimbau agar lebih berhati-hati serta tidak mengunduh maupun mengakses aplikasi tidak resmi tersebut,” ujarnya saat dihubungi di Batam, Kepulauan Riau, Jumat.

Baca juga: Selebgram "Ajudan pribadi" ditangkap karena tipu pengusaha

Baca juga: Polisi imbau korban penipuan tiket konser Blackpink agar buat laporan

Dia menjelaskan apabila masyarakat sudah mengklik dan mengunduh pesan singkat tersebut, maka akibat yang ditimbulkan adalah data pribadi yang bersifat rahasia dalam telepon korban bisa dicuri pelaku.

“Data yang dicuri bisa beragam, data yang bersifat pribadi, dan informasi yang masuk melalui pesan di telepon, termasuk data perbankan seperti OTP (one time pasword) dan data lainnya dapat diambil penipu,” katanya.

Dia menegaskan sampai saat ini Polri, khususnya Direktorat Lalu Lintas sama sekali belum mengeluarkan aplikasi penilangan kepada pelanggar. Sampai saat ini pihaknya masih mengirimkan berupa surat tilang melalui Kantor Pos.

“Jadi nggak ada itu, kami tidak ada menggunakan aplikasi,” kata dia.

Untuk itu, dia meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dengan tidak memberikan informasi data pribadi maupun data perbankan yang bersifat rahasia ke pihak mana pun.

"Apabila masyarakat sudah telanjur menginstal aplikasi yang tidak dikenal tersebut, maka diimbau untuk segera menghapus aplikasi tersebut," ucapnya.


Teliti sebelum mengeklik

Bagi yang punya hobi belanja dalam jaringan (daring) perlu hati-hati, terutama yang memiliki aplikasi internet banking atau mobile banking di telepon pintar (ponsel), karena bisa menjadi sasaran penipuan berkedok modifikasi aplikasi (APK) dan link phishing.
 


Sejak 20 Desember 2022 Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipdisiber) Bareskrim Polri telah menerima laporan terkait penipuan berkedok modifikasi APK dan link phishing tersebut, bahkan sudah ada 29 laporan lainnya yang diterima kepolisian di wilayah.

Menurut literatur, phising adalah upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan. Sedangkan data yang menjadi sasaran phising adalah data pribadi (nama, usia, alamat), data akun (username dan password), serta  data finansial.  

Phishing berasal dari bahasa Inggris fishing, yaitu memancing. Kegiatan phising memang bertujuan memancing orang untuk memberikan informasi pribadi secara sukarela tanpa disadari. Informasi yang dibagikan tersebut akan digunakan untuk tujuan kejahatan.

Baca juga: Wahyu Kenzo terduga pelaku penipuan robot trading ditangkap, rugikan korban hingga ratusan miliar

Baca juga: Polri ungkap kasus penipuan umrah Rp1,8 miliar

Dalam kasus ini, pelaku penipuan menggunakan modifikasi APK mengirim pesan lewat WhatsApp yang berisi link (tautan) berisi kalimat-kalimat yang membuat penerima tergerak untuk mengklik link tersebut, seperti resi pengiriman paket, promo perbankan, atau link facebook live.

Oleh karena itu, bagi yang punya hobi belanja daring harus cermat dan teliti apabila menerima pesan WhatsApp dari nomor kontak yang tidak dikenal, jangan asal atau langsung mengeklik pesan yang dikirim oleh orang yang tidak dikenal atau orang yang tidak ada dalam daftar kontak ponsel.

Hal yang perlu dipastikan ketika menerima pesan berisi link resi pengiriman paket adalah apakah pada hari itu sedang melakukan transaksi belanja daring. Kalau tidak ada abaikan pesan, jangan membuka atau mengekliknya, lalu cek lokapasar terlebih dahulu apakah barang sudah benar-benar diproses.

Sejak laporan diterima,  terdapat 493 nasabah bank yang melapor telah menjadi korban penipuan link phishing dan modifikasi APK tersebut dengan total kerugian seluruh korban mencapai Rp12 miliar. Kerugian paling besar dialami salah satu nasabah hingga Rp700 juta.

Pewarta: Ilham Yude Pratama

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023