Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Kondisi kesehatan seekor harimau Sumatra (Panthera tigris Sumatrae) bernama Dara, korban jerat pemburu liar terus membaik dalam perawatan petugas kesehatan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu.
"Kondisinya terus membaik, terutama luka jeratan yang sudah diamputasi sudah mengering dan sudah mulai bisa menapak," kata dokter satwa liar BKSDA Bengkulu Erni Suyanti di Bengkulu.
Harimau betina yang diperkirakan berumur 4 hingga 6 tahun itu dievakuasi dari Hutan Produksi Terbatas Air Rami Kabupaten Mukomuko pada pertengahan Februari 2012.
Saat dievakuasi, kondisinya cukup parah sebab jari kaki depan nyaris putus akibat gesekan sling jerat pemburu.
"Saat evakuasi kondisinya sangat parah, kami terpaksa melakukan amputasi di lokasi," katanya.
Amputasi kedua dilakukan dalam perjalanan dari lokasi evakuasi menuju Kantor BKSDA Bengkulu dengan jarak tempuh 200 kilometer.
Saat ini Dara sudah kehilangan tiga jari kaki depan sebelah kanan dan empat jari kaki depan sebelah kiri.
Dengan kondisi ini, satwa terancam punah ini dipastikan akan kesulitan bertahan hidup jika dilepasliarkan ke habitatnya.
"Sebab alat vital untuk berburu mencari mangsa sudah hilang yakni jari kaki depannya," tambahnya.
Untuk pemulihan jari kakinya, Dara masih menjalani perawatan di Kantor BKSDA Bengkulu.
Setiap hari, harimau itu menghabiskan 7 kilogram daging sehingga berat badannya terus bertambah.
Respons terhadap suasana sekitar juga masih tinggi yang dibuktikan dengan keberadaan sejumlah petugas BKSDA yang memasuki area kandang darurat selalu berhasil membuat harimau itu siaga.
"Nalurinya masih sangat bagus untuk hidup di alam liar, tapi kondisi tubuhnya tidak memungkinkan, tapi kami belum memutuskan apakah dikembalikan ke habitat atau ke tempat lain," katanya.(rni)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Kondisinya terus membaik, terutama luka jeratan yang sudah diamputasi sudah mengering dan sudah mulai bisa menapak," kata dokter satwa liar BKSDA Bengkulu Erni Suyanti di Bengkulu.
Harimau betina yang diperkirakan berumur 4 hingga 6 tahun itu dievakuasi dari Hutan Produksi Terbatas Air Rami Kabupaten Mukomuko pada pertengahan Februari 2012.
Saat dievakuasi, kondisinya cukup parah sebab jari kaki depan nyaris putus akibat gesekan sling jerat pemburu.
"Saat evakuasi kondisinya sangat parah, kami terpaksa melakukan amputasi di lokasi," katanya.
Amputasi kedua dilakukan dalam perjalanan dari lokasi evakuasi menuju Kantor BKSDA Bengkulu dengan jarak tempuh 200 kilometer.
Saat ini Dara sudah kehilangan tiga jari kaki depan sebelah kanan dan empat jari kaki depan sebelah kiri.
Dengan kondisi ini, satwa terancam punah ini dipastikan akan kesulitan bertahan hidup jika dilepasliarkan ke habitatnya.
"Sebab alat vital untuk berburu mencari mangsa sudah hilang yakni jari kaki depannya," tambahnya.
Untuk pemulihan jari kakinya, Dara masih menjalani perawatan di Kantor BKSDA Bengkulu.
Setiap hari, harimau itu menghabiskan 7 kilogram daging sehingga berat badannya terus bertambah.
Respons terhadap suasana sekitar juga masih tinggi yang dibuktikan dengan keberadaan sejumlah petugas BKSDA yang memasuki area kandang darurat selalu berhasil membuat harimau itu siaga.
"Nalurinya masih sangat bagus untuk hidup di alam liar, tapi kondisi tubuhnya tidak memungkinkan, tapi kami belum memutuskan apakah dikembalikan ke habitat atau ke tempat lain," katanya.(rni)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012