Pakar Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Hanifah Nuryani Lioe mengatakan penggunaan Monosodium Glutamat (MSG) atau micin tidak mengganggu kesehatan karena mengandung Natrium (Na).
"Dalam Natrium itu ada kandungan yang disebut satri, sehingga dipastikan tidak mengganggu kesehatan," kata Hanifah Nuryani Lioe di Surabaya, Jawa Timur, Selasa.
Dia menjelaskan kandungan Natrium di MSG lebih sedikit dibandingkan garam dapur sehingga risiko hipertensi akibat konsumsi Natrium berlebih, lebih tinggi pada garam dapur pada takaran yang sama.
"MSG mengandung 13,6 persen Natrium atau 12 persen Matrium dalam bentuk MSG Monohidrat, sedangkan garam dapur 39 persen Natrium. Penggunaan MSG dalam masakan bahkan dapat menurunkan penggunaan garam dapur yang normal," ujarnya.
Hanifah membeberkan penggunaan micin ini tidak menimbulkan efek negatif karena memiliki nilai acuan keamanan yang disebut Acceptable Daily Intakeatau (ADI) atau asupan harian yang dapat diterima.
Selain itu komite dunia yakni JECFA telah mengkaji risiko penggunaan bahan tambahan pangan seperti MSG di bawah Food and Drug Administration (FDA) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang membuat MSG aman jika ditambahkan pada masakan.
Dia menjelaskan MSG pertama kali ditemukan di Jepang pada tahun 1908 oleh Profesor Kikunae Ikeda.
"Kikunae lkeda mengekstrak dan mengkristalkan glutamat dari kaldu rumput laut konbu untuk dijadikan butiran MSG ini. Sebelum dipasarkan ke masyarakat luas beliau telah melakukan percobaan pada hewan," ujarnya.
Sementara itu Ketua Bidang Komunikasi Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia (P2MI) Satria Gentur Pinandita mengatakan selama ini banyak informasi yang salah di masyarakat terkait MSG.
Selama ini, kata dia, makanan yang menggunakan micin bisa mengakibatkan sejumlah gangguan kesehatan, seperti pemicu terjadinya kelebihan berat badan (obesitas), kanker, hingga penyebab kebodohan.
"Natrium yang sama sebagaimana terdapat dalam garam dapur atau garam meja, sedangkan asam glutamat adalah asam amino yang secara alami terdapat dalam daging, ikan/seafood, sayuran seperti tomat, bawang putih, kentang dan sayuran lainnya, serta dalam rumput laut jenis konbu," kata Satria.
Tidak itu saja, lanjut Satria, asam glutamat lebih banyak lagi terdapat dalam makanan berprotein tinggi yang difermentasi dalam waktu relatif lama seperti keju, kecap kedelai, kecap ikan, ikan peda, dan sejenisnya.
Guna memastikan penggunaan penyedap rasa, Satria mengatakan P2MI akan membidik pasar edukasi pada masyarakat luas dimana akan memberi pemaparan manfaat penggunaan micin.
"Di pasaran kami tetap mengutamakan edukasi. Hal ini, untuk meluruskan berita yang beredar pada masyarakat," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023