Kementerian Pertanian (Kementan) memuji Ady Indra Pawennari, warga Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang berhasil menanam padi di pekarangan rumahnya.
"Padinya bagus, malai panjang dan bernas. Ini bagus ditangkarkan. Harus lanjutkan terus penanamannya," kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Suwandi saat dihubungi dari Tanjungpinang, Senin.
Dia berharap keberhasilan Ady dalam memperkenalkan tanaman padi di Tanjungpinang dapat menjadi sebuah gerakan massal, meski hanya memanfaatkan lahan sempit di pekarangan rumah dan lahan tidur.
Apalagi giat penanaman padi yang dilakukan Ady baru pertama kali dalam sejarah berdirinya Tanjungpinang yang pernah berjaya sebagai daerah penghasil tambang bauksit.
"Kalau penanaman padi ini nantinya meluas dan sudah melibatkan masyarakat lainnya, kita pasti bantu. Seperti mesin perontok padi dan mesin giling padi," ujar Suwandi.
Keberhasilan Ady Indra Pawennari menanam padi di lahan bekas tambang bauksit di belakang rumahnya di Jalan Nusantara, Kilometer 15, Tanjungpinang menjadi buah bibir di kalangan masyarakat setempat.
Hal ini mengingat struktur tanah di ibukota Provinsi Kepri tersebut cukup keras dan cenderung berbatu, sehingga kebanyakan orang menganggap tanaman padi mustahil bisa hidup di kota berjuluk "Negeri Pantun" tersebut.
Menurut Ady padi varietas CL 220 yang ditanamnya itu, benihnya diperoleh dari Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Asman Sulaiman.
Varietas ini berpotensi menghasilkan gabah kering panen sekitar 13 ton per hektar dengan usia panen 100 hari.
Saat ini padi yang ditanam Ady di atas lahan seluas 4x9 meter tersebut sudah setinggi pinggang orang dewasa dan berbuah lebat.
"Sekitar lima hari lagi sudah bisa dipanen," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
"Padinya bagus, malai panjang dan bernas. Ini bagus ditangkarkan. Harus lanjutkan terus penanamannya," kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Suwandi saat dihubungi dari Tanjungpinang, Senin.
Dia berharap keberhasilan Ady dalam memperkenalkan tanaman padi di Tanjungpinang dapat menjadi sebuah gerakan massal, meski hanya memanfaatkan lahan sempit di pekarangan rumah dan lahan tidur.
Apalagi giat penanaman padi yang dilakukan Ady baru pertama kali dalam sejarah berdirinya Tanjungpinang yang pernah berjaya sebagai daerah penghasil tambang bauksit.
"Kalau penanaman padi ini nantinya meluas dan sudah melibatkan masyarakat lainnya, kita pasti bantu. Seperti mesin perontok padi dan mesin giling padi," ujar Suwandi.
Keberhasilan Ady Indra Pawennari menanam padi di lahan bekas tambang bauksit di belakang rumahnya di Jalan Nusantara, Kilometer 15, Tanjungpinang menjadi buah bibir di kalangan masyarakat setempat.
Hal ini mengingat struktur tanah di ibukota Provinsi Kepri tersebut cukup keras dan cenderung berbatu, sehingga kebanyakan orang menganggap tanaman padi mustahil bisa hidup di kota berjuluk "Negeri Pantun" tersebut.
Menurut Ady padi varietas CL 220 yang ditanamnya itu, benihnya diperoleh dari Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Asman Sulaiman.
Varietas ini berpotensi menghasilkan gabah kering panen sekitar 13 ton per hektar dengan usia panen 100 hari.
Saat ini padi yang ditanam Ady di atas lahan seluas 4x9 meter tersebut sudah setinggi pinggang orang dewasa dan berbuah lebat.
"Sekitar lima hari lagi sudah bisa dipanen," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023