Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, segera menetapkan status tanggap darurat banjir yang melanda daerah ini sejak beberapa hari yang lalu.
 
"Kami sedang menyiapkan proses administrasi berupa laporan desa dan surat pernyataan status tanggap darurat banjir dari bupati," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Mukomuko Ruri Irwandi di Mukomuko, Kamis.
 
Menurut dia, petugas BPBD Kabupaten Mukomuko sebelumnya turun ke lapangan untuk memantau kondisi wilayah yang dilanda banjir dan mengecek jembatan penghubung dua desa di daerah ini yang rusak akibat diterjang banjir.
 
Ia mengatakan, banjir yang berasal dari luapan Sungai Retak Mudik selain merusak jembatan penghubung Desa Retak Mudik, Kecamatan Sungai Rumbai dengan Desa Retak Ilir, Kecamatan Ipuh, juga merendam sejumlah rumah di wilayah tersebut.
 
Menurut dia, jembatan yang rusak akibat diterjang banjir tersebut merupakan akses utama warga Desa Retak Mudik dan Desa Retak Ilir.
 
"Kalau melihat kondisi jembatan tersebut tidak bisa digunakan dan dilewati kendaraan," ujarnya.
 
Ia mengatakan, instansinya menganalisa dan merekomendasikan ke instansi teknis Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang terkait penyempitan sungai sehingga instansi teknis perlu membuat normalisasi sungai.
 
Selain itu, ia juga memberikan masukan untuk pembuatan lantai jembatan secepatnya karena BPBD secara regulasi tidak punya wewenang membangun infrastruktur yang rusak secara darurat.
 
Ia menjelaskan, jembatan tersebut merupakan arus lalu lintas utama, yang juga dilewati truk muatan tandan buah segar kelapa sawit.
 
"Pihak Dinas PUPR sudah tahu apa yang harus dilakukan untuk penanganan sementara jembatan tersebut," ujarnya.
 
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mukomuko Yusup sebelumnya mengatakan instansinya dalam sehari dua hari ini akan mengganti lantai jembatan tersebut.
 
Dinas PUPR setempat saat ini masih mencari material kayu untuk mengganti lantai jembatan yang rusak.
 
"Jembatan tersebut terbuat dari kerangka beton dan lantai kayu. Jembatan tersebut rusak karena tidak mampu menahan debit air sungai yang mengalami peningkatan akibat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah ini," katanya.


Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023